Peduli pada Para Fakir
Bila murid peduli membantu pada para fakir, maka hiburan hati mereka adalah rasa lapangnya terhadap murid. Karena itu tidak seyogyanya murid kontra terhadap kata hatinya, sehingga dalam berkhidmat pada kaum fakir harus benar-benar ikhlas, mencurahkan tenaganya semaksimal mungkin.
Sabar atas Celaan
Apabila murid memilih menjalani darma baktinya bagi orang-orang fakir, dia harus sabar dengan celaan orang banyak. Dia juga harus berbuat sepenuh jiwa dalam darma baktinya terhadap mereka.
Apabila mereka tidak memuji atas kepeduliannya, dia harus mencerca dirinya, agar hati para fakir itu lega. Walaupun dia mengerti bahwa dirinya sebenarnya tidak bersalah.
Bila orang-orang semakin mencacinya, dia harus menambah pengabdian dan kebaikan kepada mereka. Karena saya mendengar Imam Abu Bakr bin Furak berkata, “Bila engkau tidak sabar di atas palu, maka mengapa engkau menjadi landasan palu?”
Menjaga Adab Syariat
Didasarkan pula pada kaitan di atas, seorang murid harus menjaga adab syariat, menjaga tangannya untuk tidak meraih hal-hal yang haram dan syubhat, menjaga indera dari hal-hal yang diharamkan, menyertai nafas bersama Allah swt. dengan menjauhkan dari segala kealpaan, tidak menuangkan racun jiwa yang di dalamnya ada syubhat di bejana darurat. Apalagi di waktu-waktu yang bebas dan luang untuk ikhtiar.
Di antara perilaku murid adalah melanggengkan mujahadah dalam meninggalkan syahwat. Siapa yang bersesuaian dengan syahwatnya, akan sirna kesuciannya. Perilaku terburuk bagi murid justru ketika dia kembali lagi kepada syahwat yang pernah ditinggalkan.
Menjaga Janji dengan Allah Swt.
Bagi murid harus menjaga janji bersama Allah swt. Apabila ia merusak janji di jalan cita-cita, la sebanding dengan murtad dari agama, bagi kalangan ahli dzahir. Bagi seorang murid seyogyanya tidak berjanji dengan Allah swt. terhadap segala hal dengan ikhtiar dan kemauannya sendiri. Sebab, dalam keharusan-keharusan syariat, ada sesuatu yang harus dipenuhi semaksimal mungkin. Allah swt. berfirman, “Dan mereka mengada-adakan rahbaniyah, padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka, tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memelihara dengan pemeliharaan yang semestinya.” (Q.s. Al-Hadiid;27)
Menjauhi Penghamba Duniawi
Di antara perilaku murid, hendaknya menjauhkan diri dari penghamba dunia. Bergaul dengan mereka adalah racun yang mematikan. Karena mereka menyerap potensi murid, sedangkan jiwa murid semakin berkurang bersama mereka. “Dan janganlah kamu mengikuti orang-orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, dan menuruti hawa nafsunya.” (Q.s. Al-Kahfi: 28).
Orang-orang zuhud mengeluarkan harta dari kantongnya demi taqarrub kepada Allah swt. Sedangkan -ahli tasawuf mengeluarkan makhluk dan ilmu pengetahuan dari hatinya, untuk melebur dalam hakikat bersama Allah swt. – Syeikh Abul Qosim Al-Qusyairy