Tidak Patuh pada Guru

Ada seorang syekh Sufi terhormat masuk sebuah negeri. Ia melihat seorang “murid” (pemula) yang nafsunya selalu mengabulkan keinginannya untuk melakukan ketaatan, ibadah, kefakiran dan mengurangi makan. Perilakunya ini membuatnya bisa diterima di masyarakat awam.

Kemudian syekh Sufi tersebut berkata kepada si murid ini, “Semua yang telah Anda lakukan itu tidak bisa dibenarkan (sah) kecuali bila Anda mau mengemis sisa-sisa roti dari pintu ke pintu, dan Anda jangan makan apa pun kecuali dari hasil Anda mengemis.”

Namun perintah guru Sufi itu terasa berat bagi si murid dan ia tidak sanggup melakukannya. Ketika si murid ini sudah lanjut usia, terpaksa meminta-meminta karena ia butuh. Dan ia sadar bahwa hal itu merupakan hukuman atas ke-tidaktaatan-nya atas perintah guru di awal dalam merambah Jalan Allah Swt.

Syekh Abu Nashr as-Sarraj —rahimahullah— berkata: Syekh Sufi tersebut tidak lain adalah Abu Abdillah al-Muqri’i, sedangkan syekh yang awal perjalanannya diperintah mengemis adalah Abu Abdillah as-Sajazi —rahimahullah—.

Dinilai sebagai “Tukang Pukul”

Dikisahkan dari Mumsyadz ad-Dinawari, bahwa suatu saat jamaah dari teman-teman kaum fakir Sufi datang ke rumahnya. Kemudlan ia masuk pasar untuk mengumpulkan sisa-sisa roti dari toko-toko yang ada di pasar yang kemudian ia bagikan kepada teman-temannya yang datang.

Dikisahkan dari Bunan al-Hammal yang berkata, “Sama sekali saya tidak tahu bahwa diriku adalah ‘tukang pukul’ kecuali dalam sekali kesempatan. Dimana saya pernah melihat seorang fakir Sufi berpuasa. Setelah shalat Maghrib ia keluar ke pasar dan meminta sesuap nasi dari setiap toko. Ketika merasa kenyang ia kembali ke tempat tinggalnya.

Suatu malam saya pernah membawanya. Saya meminta dari orang-orang roti yang banyak, manis-manisan dan buah-buahan, sehingga terkumpul dalam jumlah yang cukup banyak, kemudian saya berikan kepadanya. Tatkala mau beranjak dari tempat itu ia berkata kepadaku, ‘Wahai syekh, apakah ini seorang polisi?’ Saya menjawab, ‘Tidak! Saya ini Bunan al-Hammal.’

Kemudian ia melemparkan seluruh barang yang ia bawa ke wajahku sembari berkata, ‘Wahai tukang pukul, apa yang Anda kerjakan ini hanya pekerjaan seorang polisi, dan bukan pekerjaan seorang syekh. Sebab setiap orang yang Anda mengatakan kepadanya, ‘Tolong berikan itu,’ la akan menyerahkan apa yang Anda inginkan’.”

Harus dibaca juga..

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.