sufinews.com. Tarekat Rifa’iyah adalah salah satu tarekat yang populer di Indonesia. Penganut tarekat ini banyak di Aceh Barat dan utara, Jawa, Sumatra Barat hingga Sulawesi. Tarekat Rifa’iyah adalah tarekat sufi berperan penting dalam perkembangan sufisme.
Pendiri Tarekat Rifa’iyah adalah Abul Abbas Ahmad bin Ali Ar-Rifa’i. Ulama ini daerah Ummi Abidah pertengahan antara Bashrah dan Bagdad. Menurut Imam Jalaluddin al-Suyuti, Imam Rifai ini menyandang mandat (ijazah) dari Syaikh Ahmad al-Wasithi al-Qari, dari Syaikh Abil Fadhal bin Kamikh al-Kamakhani. Kemudian bersabung ke Syaikh Ghulam bin Tarakkân, dari Syaikh Abi Ali al-Rauzabati, dari SyaikhAli al-‘Ajami. Selanjutnya dari Syaikh Abi Bakar al-Syibli, dari Imam Abul Qasim al-Junaidi aI-Baghdadi.
Setelah itu runutannya bersambung ke dari Imam as-Sari as-Saqathi, selanjutnya Imam Abi Mahfud al-Karkhi, dan kemudian Syaikh Imam Dawud al-Tha’i. Setelah itu dari Syaikh Habib al-Ajami, dari (12)Syaikh Imam Hasan al-Bishri, dari Suami al-Batûl, dan anak dari paman Rasalullah, Maulana Amiril Mu’minin al-Imam Ali bin Abi Thalib ra. dan dari Rasulullah saw. Syaikh Ahmad ar Rifai juga menyandang mandat Tharîqah dari pamannya Sayyid Syaikh Manshur al-Batha’i al-Robbani, hingga sampai Rasulullah saw.
Ketika berusia tujuh tahun ayahnya wafat. Ia lalu diasuh pamannya, Mansur Al-Batha’ihi, seorang tokoh tarekat. Kemudian beliau berguru juga kepada Abu Al-Fadl Ali Al-Wasiti dan belajar mazhab fikih Imam Syafii. Pada usia 21 tahun, ia telah berhasil memperoleh ijazah dari pamannya dan khirqah sembilan sebagai pertanda sudah mendapat wewenang untuk mengajar.
Pada 1145, Ar-Rifa’i menjadi mursyid tarekat ketika ditunjuk menggantikan posisi papannya. Syekh Rifai kemudian mendirikan pusat tarekatnya sendiri di Umm ‘Abidah. Tarekat tersebut kemudian berkembang luas di berbagai wilayah Irak, Mesir hingga Suriah.
Selanjutnya tahun-tahun setalahnya Tarekat Rifa’iyah ini berkembang pesat di Anatolia di Turki, Eropa Timur, Kaukasus, hingga Amerika Utara. Para muridnya membentuk cabang-cabang baru di tempat-tempat tersebut.
Menurut Esposito, pengikut Tarekat Rifa’iyah paling banyak berada di Turki, Eropa Tenggara, Mesir, Palestina, Suriah, Irak, dan Amerika Serikat. Saat masa kekuasaan Turki Usmaniyah (Ottoman), Rifa’iyah dianut sekitar tujuh persen dari dari junkah penganut tarekat di Istanbul.
Dalam buku Mengenal Tarekat Sufi bagi Pemula karya Dr. Muhammad Aqil bin Ali al Mahdali, disebutkan bahwa Imam Ar Rifai memberikan gambaran kepada bagi orang yang ingin masuk dalam tarekatnya. Beliau membagi murid menjadi beberapa kelompok.Pada masing-masing kelompok itu dipimpin oleh seorang syekh yang mengajarkan tarekat yang disebut khalifah. Adapun dalam kelompok para syekh dimpimpin oleh syaikhul masyayikh atau khalifat al khulafa’.
PadaTarekat Rifa’iyah seorang murid berkewajiban mengikuti pengajaran serta beramal sesuai dengan ajaran guru seperti mengikuti sunah Rasul, menyesuikan dengan perilaku salafus soleh, mengenakan pakaian yang jauh dari gemerlap dunia dan hawa nafsu, sanggup menerima cobaan dan berperilaku sopan serta menjauhi kebatilan.
Itulah diantara ajaran Tarekat Rifaiyah ini yang oleh orang Aceh sering disebut Rafai. Wallahu A’lam Bishowab ***.