S. Assalamu’alaikum wr. wb.
Redaksi sufi yang terhormat saya ingin tanya, apakah dalam thariqat ada tahapan-tahapan layaknya kelas dalam sekolah reguler? Jika memang ada apakah seorang mursyid kamilmukamil yang mendapat amanah tetap mengajarkan sampai kamil mukamil pula atau ada juga yang hanya beberapa saja.
Terima Kasih, Wassalamu’alaikum wr. wb.
J. Dalam dunia Tasawuf memang dikenal istilah Maqomat (boleh disebut sebagai stasiun-stasiun ruhani), yang diawali dengan maqom taubat. Namun, itu tidak bisa disebut sebagai kelas-kelas, misalnya kelas anda baru di taubat saja, tidak boleh naik dan seterusnya. Tidak begitu.
Tahapan-tahapan adalah prototipe amaliah seseorang, mulai dari dzikir, hingga adab, bahkan taubat pun juga ada tahapannya. Disinilah perlunya seorang Mursyid, agar seseorang tidak terjebak pada ghurur (tipudaya) dibalik proses ubudiyah. Misalnya seseorang bisa istiqomah dzikir sekian ribu kali setiap hari, bila ia tidak mengenal tahapan jiwanya dan tahapan dzikirnya, bisa-bisa ia sudah merasa puas, bangga dan merasa berada di tahap khusus, lalu ia berhenti pada stasiun tersebut, kehilangan cita-cita luhur dan tujuannya.
Jadi, imajinasi tentang kelas-kelas reguler, tidak berlaku, karena setiap orang memiliki kesiapan dan kapasitas (syakilah) yang berbeda-beda. Juga tidak berlaku jika anda membayangkan bahwa bimbingan Mursyid itu seperti seorang guru sedang mengajar di kelas. Tidak seperti itu. Itulah bedanya pendidikan ruhani dengan pendidikan intelektual lainnya.