Sungguh Mengherankan!

Hatim al-Asham ra mengatakan:
“Aku heran kepada orang yang malu pada makhluk, bagaimana ia tidak malu kepada Allah?
Aku heran kepada orang  yang mencari ridlo makhluk sedangkan ia tidak mencari ridlo Tuhan?
Aku heran kepada orang  yang mencintai ahli ibadah, sedangkan ia menuju maksiat?
Aku heran kepada orang yang mengenal keagungan Allah bagaimana ia bisa kontra padaNya?
Aku heran kepada orang yang makan rizki Tuhannya bagaimana ia terimakasih kepada selain Allah?
Aku heran kepada orang yang membeli budak dengan hartanya, bagaimana ia tidak membeli orang merdeka dengan kebajikannya dan ucapan indahnya?”

Harus dibaca juga..

Khunais bin Abdullah ra berkata,:
“Aku heran kepada orang yang malamnya bangun, siangnya puasa, menjauhi larangan-laranganNya, namun tidak bisa bertemu denganNya kecuali hanya menangis dan susah belaka? Aku heran kepada orang yang malamnya tidur, siangnya bermain-main, dipenuhi dosa-dosa, sedangkan ia tak akan bertemu denganNya selamanya, malah ia tertawa bergembira…”

Yahya bin Mu’adz ra berkata:
Aku heran kepada orang yang menghinakan dirinya untuk si budak, dan ia menemukan dari Tuannya apa yang dia mau?
Aku heran kepada orang yang konsumsinya roti kering, namun bermaksiat pada tuhannya Yang Maha Lembut?
Aku heran kepada orang yang takut akan kematian dirinya tapi tidak takut kepada kematian hatinya, yang takut akan kehilangan dunianya, bagaimana ia tidak takut kehilangan agamanya?
Seorang Sufi berdendang:
Ilahi….
Aku heran dariMu dan dariku
Apakah Kau mensirnakan diriku olehMu dariku
Engkau dekatkan aku dariMu hingga
Kuduga sesungguhnya Engkau adalah aku?

Yahya bin Mu’adz ra bermunajat:
Oh Ilahi…
Mengingat syurga berarti kematian, mengingat neraka berarti kematian, sungguh mengherankan orang yang hidup diantara dua kematian! Soal syurga ia tidak sabar, dan soal neraka ia tidak sabar atas siksanya.
Dikatakan, “Mengingat wushul adalah kematian. Mengingat “pisah” adalah kematian. Bagaimana hati hidup diantara dua kematian? Kematian orang yang ma’rifat itu sangat mengherankan. Karena sang arif berada diantara kegembiraan ma’rifat dan ketakutan pisah dengan Allah Ta’ala. Bagaimana kematian berserasi dengan kesenangan ma’rifat? Atai bagaimana kehidupan disertai ketakutan pisah?”

Aku heran kepada orang yang berkata “Aku mengingat Tuhanku..”
Adakah bisa lupa, lalu aku mengingat yang kulupa?
Aku mati jika mengingatMu, kemudian  hidup
Jika bukan karena air wushulMu aku tak pernah hidup
Lalu Kau hidupkan dengan harapan, lalu aku mati oleh kerinduan.
Seberapa banyak aku hidup padaMu dan berapa aku mati?

Kuteguk air cinta
Piala demi piala
Tak habis-habismu minuman
Tak puas-puasnya

Sungguh heran!
Perkaraku jadi aneh disetiap lorong keanehan
Lalu aku jadi heran di setiap lorong keheranan.
 

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.