Assalamu’alaikum wr. wb.
Maaf, pak Kyai, saya mau tanya apabila ada uang kas masjid yang nominalnya sampai puluhan juta bahkan ratusan yang sumbernya dari sedekah para jamaahnya, lalu hanya disimpan di bank. Kalaupun diambil hanya sebatas keperluan masjid saja. Sedangkan masjid sudah besar dan megah sudah tidak ada keperluan untuk pembangunan lagi. Sementara saya termasuk orang yang sering berjamaah di masjid tersebut
Tapi kenapa ya hati saya selalu bertolak belakang dengan para Ustadz DKM di masjid tersebut sampai saya mengambil keputusan untuk tidak berjamaah dimasjid itu lagi, sholat di rumah saja, karena menurut saya justru merekalah yang menciptakan perbuatan keji & munkar dengan menyimpan uang shadaqah jamaah, sementara diluar lingkungan masjid banyak yang membutuhkan tetapi seakan-akan mereka tutup mata tutup telinga.
Benar tidak sikap saya itu pak ? Karena saya tidak mau termasuk dari orang2 yang celaka (walaupun resikonya saya dianggap berbeda dan bahkan di benci). Katanya memutuskan tidak lagi sholat di mesjid, mereka berasumsi bahwa saya ikut aliran lain.Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
Hengky – agustianhengky30@xxxx.xxx
JAWAB:
Sikap anda tentu tidak bijak dan tidak benar memutuskan tidak berjamaah di masjid hanya gara-gara kebijakan pengurus anda vonis mungkar.
Anda mesti tetap berjamaah. Soal ketidaksetujuan anda, mestinya sampaikan ke pengurus, apakah pengurus masih ada program jangka panjang dan jangka pendek untuk dstribusi kas masjid tersebut.
Jangan sampai perbedaan anda nantinya menimbulkan kebenciaan, dan kebencian terhadap sesame kaum beriman adalah pesta syetan. Justru kehadiran anda di masjid dengan sikap arif dan bijak, akan diikuti oleh jamaah lain, dan pastinya anda didukung untuk menyampaikan kebajikan ketakmiran masjid yang luhur.
Masjid itu asasnya adalah ketaqwaan, dan anda harus mulai dari diri sendiri di masjid itu.