Sayyidina Imam al-Hussayn bin Imam Ali ra, apabila berwudhu untuk sholat, senantiasa romannya menguning, dan gemetar sendi-sendinya, lalu ditanya kenapa hal itu terjadi?
“Yang benar, bagi orang yang menghadap Tuhannya Arasy, berubah roman mukanya karena malu atas keagunganNya.” Jawabnya.
Muslim bin Yassar ra, sedang sholat, tiba-tiba serambi masjidnya roboh, dan ia tidak merasakan sama sekali.
Imam Ali bin Abi Thalib Karramollahu Wajhah senantiasa gemetar sendi-sendinya ketika melaksanakan amanah yang tidak bias ditanggung oleh langit maupun bumi, yaitu Sholat.
Ular sedang mematuk seorang perempuan dalam empat puluh posisi di badannya dan ia tak merasakan sama sekali patukan itu, karena indahnya sholat.
Muslim bin Yassar ra sedang sholat, lalu rumahnya terbakar. Orang-orang pada terkejut dan akhirnya dipadamkan orang-orang, tapi ia tetap tidak merasa.kan apa-apa.
Dikisahkan bahwa Mu’adzah binti Abdullah ra tidak pernah melihat langit selama empat puluh tahun, dan ia mengatakan, “Aku heran dengan mata yang tidur, sedangkan Sang Kekasih senantiasa memandangnya.”
Kadang ia tafakur pada kebesaran dan keagungan allah swt, sampai ia pingsan.
Nabi Dawud as, tidak pernah menengadahkan kepalanya ke langit karena takut akan kharisma Ilahi demi mengagungkanNya.
Al-Fudhail ra bermunajat: “Ya Tuhanku, kasihanilah orang yang bila ia cerdas ia tidak bicara, karena malu.”
Dikisahkan bahwa Amir bin Qays ra, sedang sholat, tiba-tiba dicengkeram binatang buas. Ketika usai sholatnya, ia mengusap punggungnya sembari berkata,” Kalian ini anjingnya Allah, sedangkan aku hambanya Allah.”
Ketika itu ia ditanya, “Apakah anda takut dengan mereka?”
“Aku malu sekali pada Tuhanku untuk takut sedikit pun selain padaNya.”
Sholeh al-Mary ra, mengatakan, “Aku mimpi melihat Tuhanku semalam dan aku berkata “ Ya, aku datang, aku datang.”
Aku tak lebih dari nyamuk kecil dibanding keagunganNya!.
Kemudian Allah swt, berfirman, “Wahai Sholeh! Aku sungguh waspada kepada orang-orang yang berhasrat padaKu, dan Aku Maha Mendengar keluhan mereka, Aku melihat gerak-gerik mereka, dan sesungguhnya Aku senantiasa melihat rahasia batin dan perasaan mereka.”
Tiba-tiba akalku sirna karena maluku padaNya.
Dikisahkan Al-Hasan al-Bashry ra, sedang naik ke tempat tinggi untuk adzan sholat, namun ketika sampai pada Asyhadu Allaa Ilaaha Illallaah.. tiba-tiba ia pingsan karena kebesaranNya.
Siti Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw, senantiasa memberi wejangan pada kami dan kami pun bicara padanya. Dan ketika saat sholat tiba, seakan-akan beliau tidak pernah kenal kami dan kami tidak mengenalnya.
Sebagian ahli ma’rifat menegaskan mengenai makna sabda Rasulullah saw, “Dan dijadikan sejuknya matahatiku di dalam sholat.”
Bukan dimaksudkan bahwa sholat itu yang menyejukkan matahati Nabi saw, tetapi ketika beliau menegakkan sholat, beliau melihat di dalam sholatnya apa yang membuatnya sejuk matahatinya. Karena ucapan beliau, “Ihsan itu hendaknya engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya.”
Al-Fudhail bin ‘Iyadh ra mengatakan, “Saya sholat Ashar di belakang Dzun Nuun al-Mishry, ketika ia hendak bertakbir, ia angkat tangannya, lalu berucap, “Allahu…!” tiba-tiba terdiam kaku seakan-akan ia seperti jasad tanpa nyawa, saking dahsyatnya pengagungan padaNya. Lalu dilanjut dengan “Akbar!”, serentak aku menyangka bahwa hatiku telah lepas karena saking besarnya wibawa takbirnya.”