sufinews.com. Disebutkan dalam kitab Ihya Ulumuddin, Syekh Ali Ibn Al Muwaffaq berkisah tentang mimpinya. Di dalamnya ada cerita tentang seseorang yang diberi nikmat untuk memandang Allah SWT hingga hari kiamat. Siapakah orang tersebut, berikut kisahnya.
Diceritakan suatu ketika Syekh Ali dalam tidurnya bermimpi masuk surga. Dalam mimpi tersebut beliau melihat seorang lelaki yang duduk di meja makan dengan berbagai hidangan yang lezat. Ada dua malaikat yang berdiri di kanan dan kirinya sambil menyuapi orang itu. Tampak orang tersebut disuapi hidangan dan tampak menikmatinya.
Setelah itu, Syekh Ali juga melihat berdiri di pintu surga. Lelaki itu mengamati tampak mengamati wajah-wajah manusia. Sebagian ada yang masuk surga ada juga yang masuk neraka.
Namun perjalanan Syekh Ali tidak sampai di situ. Beliau kemudian melanjutkan ke Hazhirat al Quds. Di tenada Arsy Syekh Ali melihat seorang pria yang pandangannya terlihat tertuju kepada Allah SWT. Matanya tidak terkedip sama sekali. Kemudian Syekh Ali bertanya kepada Malaikat Ridwan,” Siapakah orang itu?”
“Makruf Al Kharqi. Ia menyembah Allah Ta’ala bukan karena takut kepada neraka dan bukan karena rindu pada surga Nya, melainkan karena mencintainya. Maka Allah membolehkan menatap Dzat-Nya hingga hari kiamat.”
Makruf al Kharqi adalah orang pertama yang membakukan dasar pengertian tasawuf. Bernama orang Ma’ruf bin Faizan Abu Mahfudz al-Ibid bin Firus al-Karkhi dikenal sebagai ulama sufi. Menurut Ma’ruf al-Karkhi, tasawuf adalah merengkuh segenap hakikat Ilahi, dan berpaling serta menanggalkan segenap yang ada di tangan makhluk. ( Disadur dari buku Makrifat Auliya’ : Kisah Keraifan Kekasih Allah karya Muhammad Khalid Tsabit )***