Assalamu’alaikum Wr. Wb
Pak Kyai Luqman Hakim, afwan, ana ingin bertanya mengenai masalah rizki. Saya karyawan salah satu perusahaan farmasi. Bagaimana pendapat pak Kyai bila saya berbisnis baik makanan ataupun pertanian/peternakan dengan niat untuk keluar dari dunia industri agar fokus ke arah fiqh, nahwu, shorof, maan, badi, tafsir qur’an, hadits?
Karena tempat kerja saya menuntut lembur sehingga waktu saya Senen-Jumat habis d kantor? Apakah cara saya menyikapi rezeki dan ngaji ini menyalahi panduannya Syekh ibn Athaillah Assakandary’? terima kasih pak kiai.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb
Salman Al-Farisi – salmanalfarisi23@xxxx.com
Jawab:
Anda perlu memilih disiplin bidang ilmu agama yang sangat anda butuhkan bagi keselamatan dunia akhirat anda. Misalnya, coba tafsir dan hadits dan tasawuf saja. Ilmu alat seperti nahwu dan shorofnya,tidak perlu terlalu didalami. Anda tidak bercita-cita jadi Ulama kan? Jangan meninggalkan pekerjaan, kecuali jika dalam lingkungan pekerjaanmu banyak maksiatnya.
Justru ketika anda terlibat dalam dunia kerja, itulah kesempatan anda mempraktekkan ilmu pengetahuan agama anda. Anda bisa mengukur keikhlasan anda, tawakal, sabar, ridho dan syukur anda. Begitu juga sejauh mana anda mengendalikan hawa nafsu anda. Semua itu harus anda praktekkan di dunia industri. Jika belajar agama, tapi tidak diamalkan, berarti ilmunya tidak bermanfaat. Malah bertumpuk dosa. Nah.
Kalau anda pun tidak mampu dengan situasi kondisi tersebut, silakan anda istikhoroh beberapa kali apakah harus keluar dengan usaha mandiri atau terus di sana.