Pematung dan Gunung Batu

Cucu-cucuku, sebagaimana pematung yang meledakkan gunung batu itu, seorang guru sejati yang sadar, seorang insan kamil, harus menghancurkan gunung batu dalam diri kita. Gunung itu adalah kesombongan dan kejumudan otak kita. Ini tegak di tengah jalan kesehatan dan kedamaian. Kebesarannya menyembunyikan pesona dan keindahan. Batu tersebut harus dipecahkan dan dihancurkan. Jika tidak, kita akan menjadi tetap tak berharga.

Harus dibaca juga..

Ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang bijak. Pertama, dengan kearifannya dia harus menghancurkan gunung kesombongan. Hanya dengan menghancurkan gunung itu, dia dapat membuatmu lebih cantik dan berguna. Selanjutnya dia harus menggali dalam-dalam dan menghancurkan dasar gunung tersebut, yang berada jauh di bawah tanah. Ini akan membersihkan jalan sehingga kedamaian dan ketenangan dapat terwujud di dunia ini. Barulah dia dapat membangun kota yang damai di ruang yang lebih terbuka dan bersih. Dia dapat membangun kerajaan Tuhan dalam diri kita.

Semua nabi melampaui gunung batu kesombongan itu dan berbicara kepada Tuhan. Inilah makna hakiki dari kisah Musa a.s. yang mendaki Gunung Sinai dan berbincang dengan Tuhan. Nabi Muhammad, Sang Rasul saw., juga mendaki bukit batu kesombongan itu dan naik ke atas yang menerobos tujuh puluh ribu selubung ilusi untuk bertemu dengan-Nya. Kita juga harus pergi melampaui batas gunung keangkuhan jika ingin berbicara dengan Tuhan dan mendapatkan kedamaian serta ketenangan.

Manakala gunung dalam diri kita telah hancur, kita akan mengetahui kerajaan Tuhan, dan dengan kedamaian yang kita dapatkan kita bisa membangun surga di dunia. Kita akan mencapai kejayaan besar dan menerima kenikmatan sebagaimana “anak-anak” Tuhan. Kemudian seluruh dunia akan menjadi damai, memuja dalam kepatuhan, dan menemukan cinta dalam kerajaan itu. Kita akan mencapai pesona “putra” Tuhan. Inilah kejayaan yang datang melalui syekh.

Cucu-cucuku, engkau akan jauh lebih berharga pada keadaan ini! Renungkan hal ini. Apakah engkau ingin gunung sombong itu tetap berada dalam dirimu? Selama gunung kesombongan masih ada di sana, engkau tidak akan pernah mendapatkan kebebasan, kedamaian, dan ketenteraman. Engkau tidak akan pernah mendapatkan kejayaan yang hendak diberikan syekh kepadamu. Memang benar bahwa mungkin sedikit menyakitkan ketika gunung itu dipahat dan diledakkan. Tetapi apa yang disakiti? Pikiran monyet, anjing hawa nafsu, dan lima unsur alami manusia. Hanya jika sang syekh menghancurkan gunung kesombongan itulah, tingkat demi tingkat, maka dia dapat mengusir kejahatan dan memberimu kebaikan. Inilah yang akan dilakukan oleh bapak kebajikan.

Kasihku untukmu. Engkau harus merenungkan hal ini! Sadarilah dengan bijak bahwa syekh melakukan ini untuk membantumu menerima kebaikan, kemegahan, dan kejayaan hidup, kebebasan, dan kesehatan. Hanya dengan cara demikianlah engkau benar-benar menjadi “anak” Tuhan. Renungkanlah hal ini, cucu-cucuku.

 

 

 

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.