Sejumlah assesoris jiwa mulai dipasarkan di Kafe Sufi. Selain sejumlat perangkat ibadah, yang banyak diburu adalah Parfum. Kafe Sufi layaknya sebuah “The Parfum Garden” bagi jiwa yang sudah mulai berbau apek, hati yang sudah mulai berbau amis oleh lelehan hawanafsu, dan bau-bau kekeroposan hati yang menua oleh virus-virus syetan.
Tampaknya mereka semua butuh parfum yang benar-benar mengembalikan aroma jiwa yang membahagiakan, aroma syurgawi yang semilir bersama nafas-nafas bidadari.
Parfum ini tentu campuran dari berbagai jenis parfum jiwa yang tiada tara, bahkan disarikan dari bunga-bungan langit, dan pohon-pohon ma’rifat, serta akar-akaran tauhid yang ditanam di tanah yaqin.
Di Kafe Sufi disediakan bahan-bahan bakunya, lalu sekaligus cara mencampurnya. Bahan-bahannya antara lain:
Empat lembar daun yang dikeringkan oleh sifat-sifat ‘Ubudiyah: Daun kefakiran; daun kehinaan; daun ketakberdayaan dan daun kelemahan. Lalu ditumbuk jadi satu hingga bertepung lembut.
Tujuh bunga dari pohon Uns (kemesraan dengan Allah); pohon Taqarrub; pohon Husnudzon Billah; pohon Syukur; pohon Ridho; pohon Yaqin dan Pohon Mahabbah. Semua dilembutkan jadi satu.
Lalu direbus di atas api yang membakar nafsu; minimal setiap lima waktu, dengan airnya dari Taubatan Nasuha.
Kemudian disuling dengan puisi-puisi munajat kecintaan dan ketakberdayaan. Tuangkan dalam botol-botol kerinduan pada Sang Kekasih.
Insya Allah Parfumnya menguatkan iman kita.
Oleh oleh darimekkah
Mekkahkota suci
Tiada tara pergi ke sana
Kecuali dengan status hamba Allah