Nasruddin Menjadi Hakim Pencuri Aroma Makanan

Nasruddin harus membanting uang untuk menyelesaikan kasus pencurian aroma makanan

Harus dibaca juga..

Syahdan ada seorang miskin bosan dengan makanan kesehariannya. Tiap hari ia hanya makan makan roti kering. “ Sesekali saya pengin makan dengan lauknya,” keluh si miskin. Untuk meriah mimpinya itu, berangkatlah si miskin ke pasar. Maka sampailah ia pada sebuah warung. Di warung tersebut pemiliknya sedang merebus makanan. Bau rebusannya benar-benar menggugah selera. Aroma bumbunya sedap dan membuat air liur menetes.

“ Nah ini masakan yang saya suka. Sedap sekali sepertinya,” guman Si Miskin.

Setelah itu ia berjalan mengedap-endap mendekati periuk masakan tersebut.  Setelah dikeluarkannya roti yang dibawanya dan diangkat di atas uap yang mengepul. Roti tersebut kemudian tampak basah bercampur aroma bumbu yang sedap. Si Miskin lalu memakannya. Tampak Si Miskin menikmati roti seperti seperti memakan dengan memakai lauk yang sedap.

Namun diam-diam pemilik warung melihatnya. Ia tampak bingung apa yang harus dilakukan melihat perilaku Si Miskin itu. Saat Si Miskin mau menjauh, pemilik warung langsung mencegat dan memegang tangannya. Pemilik warung kemudian meminta harga bagi aroma bumbu yang telah diterima Si Miskin. “ “Bagaimana aku harus membayar aroma itu. Tidak ada aturannya membayar aroma,” ujar Si Miskin.

“ Pokoknya kamu harus bayar.  Kalau tidak kita ajukan masalah ini ke hakim,” ancam si pemilik warung.

Setelah berdebat lama dan tidak ada soslusinya, keduanya sepakat menghadap hakim. Nah kebetulan yang menjadi hakim adalah Nasruddin.  Setelah mendengarkan keterangan kedua belah pihak, Nasruddin tampak termenung. Ia sepertis edang memutar otaknya mencari solusi. Tiba-tiba Nasruddin mengeluarkan uang dan membantingnya dengan keras ke tanah. Terdengar dengan jelas gemerincing uang logam milik Nasruddin.

“ Dengarkan  gemerincing uang logam itu. Ambillah gema suaranya tadi,” kata Nasruddin.

“ Wah apa-apan ini tuan hakim,” tanya pemilik warung.

“ Bagi saya ini keputusan yang sangat adil. Kamu  hanya menjual uap makanan maka bayarannya adalah gema suara dirham,” jawab Nasruddin.

Jawaban tersebut membuat pemilik warung tetegun dan tidak bisa berbuat banyak.  (Nurul Huda : Naskah disadur dari buku Humor Sufi 4)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.