Dikisahkan seorang sufi bernama Muhammad bin Mubarak as-Shuri sedang menunaikan ibadah haji.dalam perjalanan menuju tanah suci tersebut, Ibrahim bertemu dengan seorang gadis berkulit hitam. Gadis itu terlihat tidak mempunyai bekal dan tanpa alas tidur. Mubarak kemudian memberikan salam kepada gadis tersebut.
Gadis itu membalas salamnya dan kemudian berkata,” Wahai Ibnu Mubarak mengapa engkau dalam keadaan malas.?”
Kontan Muhammad bin Mubarak terkesiap. Dalam hatinya ia berkata,”Dari mana ia menegnalku.aku belum ernah berjuma dengannya.”
“Bagaimana engkaui bisa mengenal namaku,” kata IbnuMubarak dengan penasaran.
Gadis hitam yang dikenal dengan nama Ausajah itu lalu menjawab,” Lampu- plampu harapan telah menyinari para pekerja untuk Allah, maka anggota tubuhku bersinar dengan cahaya kebersihan (hati), sehingga akau mengetahuimu dengan Dzat yang bersemayam di Arsy.”
Muhammad bin Mubarak menjadi kagum dan kemudian bertanya kepada Ausajah, “Apakah kehalusan budi itu?”
“ Menghilangkan perilaku kasar,”ujarnya
“ Darimanakah kamu datang?,” tanya Muhammad bin Mubarak
“ DarI sisi Nya,”jawab Ausajah.
Kemudian Muhammad bin Mubarak bertanya lagi,” Kemana tujuanmu ?”
“ Kepada Nya,” jawabnya singkat.
Muhammad bin abdullah menjadi tambah penasaran dan bertanya lagi,” Tanpa bekal dan kendaraan?”
Ausajah kemudian menjawab,’wahai ibnu Mubarak kutanya kepadamu, seandainya seseorang diantara kalian berkunjung kepamannya,apakah perlu memawa bekal?” setelah itu ausajah bersyair,”
“Relakan Allah menjadi temanmu
Dan tinggalkan manusia
Jernihkan cintamu kepada-Nya
Kala dirumah maupun di perjalanan
Jangan sekali-kali mencintai selain-Nya
Menjadi sahabat yang menyertaimu.