Kisah Buhlul dan Raja Yang Kecewa

sufinews.com. Suatu hari di kota Kufah digegerkan dengan berita bahwa raja atau pemimpinnya dirundung kekecewaan. Masyarakat bertanya-tanya kenapa raja menjadi kecewa sedemikian rupa. Lalu muncul berita bahwa raja murung karena dianugerahi seorang anak perempuan.

Harus dibaca juga..


Raja Kufah itu malu dan tidak mau keluar rumah. Bahkan tidak doyan makan maupun minum. Keadaan ini mencemaskan keluarganya dan kalangan istana. Hingga suatu hari Buhlul atau Buhlul bin Amr ash Shairafi mendengarnya.

Bagi masyarakat Kufah, Buhlul dikenal sebagai orang ‘gila’. Namun ia mempunyai banyak kebijaksanaan. Hingga akhirnya Buhlul datang ke istana. Terjadilah percakapan antara keduanya.

Buhlul adalah salah satu tokoh terkenal dalam kajian sufi. Ia hidup di masa Khalifah Harun ar-Rasyid. Wafat pada tahun 197 H atau bertepatan pada tahun 810 M. tidak hanya dikenal sebagai seorang sufi Buhlul juga kesohor sebagai penyair, ahli zuhud dan pendongeng

“ Wahai yang mulia kesedihan macam apakah gerangan yang menyebabkan lama menyesali selain Allah Rabbul alamin?. Apakah Tuan senang bila anak itu lelaki menjadi seperti saya,” tanya Buhlul.

Pertanyaan Buhlul membuat Raja menjadi senang. Ia tersenyum lebar seraya berkata,” Hai engkau telah menghiburku dan membuat aku lega dan bahagia.”

Seperti biasa, Buhlul hanya terdiam. Raja itupun kemudian mau makan dan mengundang banyak orang di istana.


Buhlul adalah salah satu tokoh terkenal dalam kajian sufi. Ia hidup di masa Khalifah Harun ar-Rasyid. Wafat pada tahun 197 H atau bertepatan pada tahun 810 M. tidak hanya dikenal sebagai seorang sufi Buhlul juga kesohor sebagai penyair, ahli zuhud dan pendongeng.

Dalam tulisan Fuat Sezgin yang diterjemahkan dalam bahasa Arab dengan judul Tarikh at-Turats al-Arabi) menyebutkan kehidupan Bahlul bisa dilacak di sejumlah sumber al-Bayan wa at-Tabyin karya al-Jahiz, al-Rijal karya At-Thusi, Lisan al-Mizan karya Ibnu Hajar. Sedangkan karya kasidah yang dinisbatkan kepadanya terdapat dalam al-Qashidah al-Bahluliyyah, Qashidah Ibn Arus, dan al-Qashidah al-Fiyasyiyyah. (Disadur dari buku Tokoh-tokoh Gila yang paling waras, terjemahan Uqala’ al Majanin karya Abu Qasim al Naisaburi)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.