Keseimbangan Sempurna Burung Bangau

M. Rahim Bawa Muhaiyaddeen
Salam sayangku padamu, cucu-cucuku. Datanglah, mari kita pergi ke danau pinggiran laut yang dangkal di mana ikan-ikan masuk dari samudera. Kita bisa duduk di tepi pantai dengan

Harus dibaca juga..

keteduhan pohon ini dan memandang burung-burung itu.

 

Lihatlah sekawanan bangau-bangau itu! Ada yang kecil, ada yang besar, dan ada yang sangat tinggi. Beberapa diantaranya berwarna abu-abu muda, beberapa lainnya berwarna putih murni, sebagian lagi berwarna merah kekuningan, sedangkan sebagian lagi berwarna kuning jingga. Bangau-bangau yang sangat tinggi terlihat seakan-akan berdiri di atas bangau-bangau yang kecil.

Mereka juga begitu indah, berdiri di sana tanpa bergerak di atas satu kaki. Apakah engkau tahu berapa lama bangau-bangau itu bisa berdiri tanpa bergerak? Tubuh mereka cukup besar, namun mereka bisa seimbang di atas satu kaki yang sangat kurus. Lihatlah, beberapa diantaranya sedang berdiri di pantai, ada yang tidur dengan kepala yang disembunyikan di antara sayap-sayapnya.

Beberapa diantaranya sedang berdiri di danau pinggiran pantai itu dengan kepala bengkok ke bawah, sedangkan mata nya tertuju pada air. Mengapa mereka berdiri dengan cara begitu dari waktu ke waktu? Untuk menangkap ikan. Mereka menunggu mangsa mereka berenang menghampirinya. Bahkan burung-burung yang ada di daratan berdiri dengan sabar, benar-benar seimbang dan tenang. Inilah sifat dasar burung bangau. Betapa cantiknya mereka!

———

Cucu-cucuku, putra-putriku, saudara-saudaraku, sebagaimana bangau memerlukan keseimbangan untuk berdiri tanpa bergerak guna menangkap ikan, kita harus memiliki keseimbangan kearifan untuk memperoleh yang kita butuhkan.

Dengan kearifan yang halus, kearifan analitis, dan kearifan cahaya Ilahi kita harus tetap siaga, waspada setiap saat dalam kehidupan kita. Untuk memperoleh keridhaan Tuhan, rahmat Allah, kita perlu memiliki kearifan tersebut. Kita membutuhkan iman, ketenangan, dan kemantapan hati. Seluruh pemikiran dan perhatian kita harus tertuju pada cinta Allah, keridhaan-Nya, dan sifat-sifat-Nya. Kita harus menyeimbangkan diri pada satu hal ini dan kemudian memeluk Tuhan.

Untuk memperoleh makna yang lembut itu, kearifan kita haruslah lembut dan tajam. Kita harus menangkap kearifan dengan kearifan dan menemukan kelembutan dengan kelembutan.

Kita harus berdiri tanpa bergerak, berdiri seimbang di atas titik kebenaran ini. Dalam keadaan terjaga ataupun tidur, bahkan saat berjalan, kita harus menegakkan titik kearifan itu, pemikiran itu, niat itu, dan keyakinan itu. Baik bayangan maupun pikiran kita hendaknya tidak bergerak. Kemauan kita harus terdiam. Segalanya harus tanpa gerak. Siang dan malam kita harus berdiri di jalan ini, seimbang di atas kelembutan itu.

Seluruh sifat dan hubungan kita, keakuan, kelaparan, kesakitan, dan usia tua kita harus benar-benar terkendali. Kebahagiaan dan kesedihan kita harus dikendalikan dengan kearifan analitis. Kita harus berdiri dalam keadaan subtil itu untuk menangkap-Nya. Kita harus menangkap titik kebenaran ini, yakni Allah.

Cucu-cucuku, jika kita berbuat demikian, kita akan merasakan cinta dan aroma dari makna itu. Kita harus melahap makanan-Nya dan kepuasan rasanya. Kemudian kita dapat memuaskan kelaparan jiwa kita, kelaparan karma dari kehidupan ini, dan kelaparan yang kita miliki sebagai hamba. Kita dapat mengakhiri penderitaan dalam kehidupan kita dan mencapai kedamaian, ketenangan, dan cinta.

Seperti halnya tubuh bangau yang berat, tubuh kita juga berat. Pikiran dan keinginan juga berat. Dunia ini berat. Keinginan terhadap dunia, perempuan, dan emas itu berat. Tetapi tidak masalah betapapun beratnya semuanya itu, jika kita dapat mengendalikannya dan berdiri secara seimbang, kita tidak akan jatuh.

Cucu-cucuku, renungkanlah hal ini. Kita harus benar-benar tetap seimbang. Jika tidak, kita tidak mampu menangkap Tuhan atau memahami makna-Nya. Dengan cara burung bangau mengendalikan dirinya, kita harus menggunakan kearifan untuk mengendalikan segala sesuatu yang terdapat dalam diri kita sendiri dan selanjutnya mendapatkan hidayah-Nya. Ini akan memberi kita berkah luar biasa. Kasihku untukmu. Semoga Allah memberi kita keseimbangan dan pengendalian. Amin.

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.