Ahmad bin Yusuf az-Zujaji —rahimahullah— berkata, “Dua orang yang bersahabat laksana dua cahaya. Ketika keduanya berkumpul maka akan melihat apa yang sebelumnya mereka tidak pernah melihatnya.”
Perselisihan adalah pangkal perpecahan. Dan ini adalah godaan setan yang sangat halus dalam usaha memisah persahabatan dua orang yang bersahabat hanya demi Allah.
Abu Said al-Kharraz —rahimahullah— berkata, “Saya bersahabat dengan para Sufi selama lima puluh tahun dan tak pernah terjadi perselisihan antara kami dengan mereka.” Kemudian ia ditanya, “Mengapa bisa demikian?” Maka la menjawab, “Sebab aku bersama mereka pada satu jiwa.”
Al Junaid —rahimahullah—berkata, “Sungguh saya ditemani seorang fasik yang berakhlak balk adalah lebih saya senangi daripada orang yarag pandai membaca al-Qur’an namun jelek akhlaknya.”
Makna dan Praktek Syukur
Dikisahkan dari al Junaid —rahimahullah— yang mengatakan, “Jika Sari as-Saqathi —rahimahullah— ingin mengajariku sesuatu maka la menanyakan suatu masalah. Suatu hari la pernah bertanya, ‘Wahai anak muda, apa syukur itu?’ Maka aku menjawabnya, ‘Syukur ialah Anda tidak bermaksiat kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan kepada Anda.’ Akhirnya ia menganggap baik atas jawabanku. la memintaku untuk mengulang jawabanku tentang syukur sembari berkata, ‘Bagaimana jawabanmu tentang syukur? Coba ulangi jawabanmu!’ Aku kemudian mengulanginya.”