Syeikh Ahmad ar-Rifa’y
Riwayat dari Anas bin Malik, ra, bahwa Rasulullah Saw, apabila masuk bulan Rajab, beliau berdoa:
“Ya Allah berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami bisa memasuki bulan Ramadhan.” (Hr. Ahmad dan Baihaqi).
Dalam hadits mulia ini ada makna yang banyak, antara lain, peluang masa depan yang leluasa bagi kesalehan amal, agar umur benar-benar bagi Allah Swt, melakukan amaliah sepanjang usianya hanya bagi Allah Swt. Begitu juga kaum ‘arif billah yang mewarisi Rasulullah Saw. Itulah perilaku ahli taqwa.
Perlu diketahui taqwa itu ada dua arah. Arah khusus dan arah umum. Arah taqwa khusus, adalah taqwa dengan rahasia batin (sirr)nya dari hasrat dan harapan terhadap segala hal selain Dzat Allah Ta’ala, ketika Allah Swt, berfirman: “Taqwalah kepada Allah, dengan taqwa yang hakiki.”
Taqwa secara umum, adalah taqwa dengan lahiriyah dari segala hal yang dibenci oleh Allah Ta’ala. Sebagaimana firmanNya: “Siapa yang bertaqwa kepada Allah, akan dihapuskan dari dosa-dosanya.”
Allah Swt, menjadikan kemudahan dan jalan keluar dari segala kesusahan, kemudahan dan keluasaan di dalam taqwa, sebagimana firmanNya: “Siapa yang bertaqwa kepada Allah, akan dijadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” “Siapa yang yang bertaqwa kepada Allah, akan dijadikan baginya jalan keluar, dan Allah memberi rizki dari sesuatu yang tak terhingga.”