JACK & SUFI
Pertanyaan Paling Kontroversial
Malam itu Jack mulai tidak mudeng, sedikit gelisah, mondar mandir dari rumah ke kandang dombanya. Ia lagi kepikiran, mengenai pengaruh dan teknologi computer 20 hingga 20 tahun yang akan dating. Apa dampaknya bagi kehidupan sosial, ekonomi, hubungan kemanusiaan dan kebudayaan. Bahkan apa yang kelak dirasakan oleh generasi baru yang tidak merasakan tradisi lama? Pasti akan muncul kajian-kajian masalah hokum (fiqih) dan Tasawuf yang cukup mengejutkan. Misalnya hukum berjamaah secara hologram bagaimana? Apakah tergolong Ghibah (menggunjing) jika terjadi hubungan selular antar sesame manusia melalui syaraf dan pikiran? Apakah Baiat Thariqah Sufi melalui hologram dan microchip bisa diterima?
Tiba-tiba Jack bersin-bersin…
“Abang sakit?” Tanya Dedy
“Ndak, mungkin capek saja. Agak stress, Jadi bersin-bersin.”
“Ini Bang, minur air hangat…Istirahat saja Bang.”
“Ndak papa. Kita ngobrol Yuk di tempat biasanya…”
Jack diikuti oleh tiga orang sahabat kampungnya. Ia hanya ingin mengalihkan imajinasinya soal teknologi computer 50 tahun yang akan dating.
“Apapun kemajuan teknologi dan Ilmu Pengetahuan manusia, selama tidak merasakan hadirnya Allah di balik itu semua, dunia tetap gelap tanpa masa dapan…”
Tiga orang pemuda kampong itu terkejut, tiba-tiba Jack nyeplos seperti itu.
“Ini ada apa Bang. Tiba-tiba sampean bicara begitu…” celethuk Dedy.
“Mari kita bertdiskusi tentang masa depan yang panjang, luas dan jauh. Tentang manusia. Bukan tentang imajinasi kamu, tentang cita-citamu, dan ketakutanmu menghadapi masa depan. Bukan. Ayo, kita harus membangun jiwa besar dari sini…”
Tiga pemuda itu terdiam, matanya saling memandang. “Oke, siapp boss…”
“Saya mau buka pertanyaan dulu nih sebelum Bang Jack bicara,” sela Ahmad.
“Kita terbayang nggak seandainya Ka’bah itu tiba-tiba bias kita pindah ke Indonesia?”
Jack tergagap dan tampak wajahnya pucat, sembari memandang Ahmad dengan serius. Keringat mulai muncul dari keningnya, mengusir dinginnya hawa pegunungan.
“Wahh. Mad, kamu nanya yang realistic donk? Masak Ka’bah dipindah segala…” protes Sandi.
“Lho, namanya berfikir menembus batas, udemi membangun jiwa besar boleh-boleh saja donk,” kata Ahmad.
“Ahmad benar. Itu pertanyaan yang tidak pernah saya bayangkan sama sekali, mungkin tak pernah terbayangkan oleh milyaran ummat Islam sedunia…Dari pertanyaan Ahmad bisa membuat geger sedunia. Cukup kontroversial. Tapi juga menjadi tantangan bagi para saintis dan Ulama sedunia. Pertanyaan paling hebat di abad ini… ”
“Saya tahu jawabannya Bang.” Sahut Dedi. “Menuru saya jawabannya ada tiga. Pro, kontra, dan mauquf, hehehe…” lanjutnya.
“Waduh, jika itu benar-benar terjadi, kayaknya dunia mau kiamat sudah.” Kata sandi.
“Oke, diskusi ini akan menarik. Bisa kita tinjau dari ilmu Tauhid, Ilmu Tasawuf, Ilmu Fiqih, dan Bilogi, Ilmu Fisika dan Matematika,” kata Jack penuh bangga dengan cakrawala anak-anak muda ini.
“Jadi kita akan mulai dari mana Bang?”
“Tidak akan kita mulai dari malam ini. Saya harus buka kitab-kitab dulu, membuka renungan dan sentuhan intuisi paling dalam atas pertanyaan itu.”
“Terus tugas-tugas kami-kami ini apa?” cetehuk Ahmad.
“Kalian masing-masing membuat pertanyaan mungkin bias puluhan hingga ratusan, yang bias kamu kembangkan dari pertanyaan Ahmad tadi. Nah, kita akan mengkaji bersama-sama. Kalian juga boleh bertanya kepada para Kyai dan Ulama di sini, bagaimana respon beliau-beliau itu.”
Jack sepertinya segera mengakhiri diskusi dahsyat itu.
“Kita seperti biasa yuk,” Ajak Jack kepada ketiga pemuda itu untuk Sholat Malam dan dzikir.
Mereka bertiga bersemangat ke Musholla kecil di lereng bukit itu, menembus dingginnya malam.
“Kalian sholat dan dzikir tidak boleh mengingat apa pun, kecuali Allah saja. Termasuk mengingat pertanyaan Ahmad, tadi.”
Ketiga pemuda itu tersenyum simpul. Semakin semangat menembus masa depan.
M. LUQMAN HAKIM
