| Syeikh Ahmad ar-Rifa’y
Aturan-aturan bagi Kaum ‘Arifin
Di antara aturan kaum ‘arifin:
• Siapa yang diuji melalui amal ibadah kehambaannya, maka hendaknya ia menggunakan pakaian dari besi.
• Siapa yang rela pada sedikit dunia, ia akan istirahat dari kesibukan yang menumpuk.
• Siapa yang ambisi pada dunia, pada saat yang sama ia sedang jauh dari Allah Ta’ala.
• Siapa membuka tutup ketaqwaan, maka langit yang luhur tak akan menutupinya.
• Siapa yang memandang akibat-akibat perkara yang dijalaninya, ia akan selamat dari tahun-tahun yang berganti.
• Siapa yang tidak menerima sedikit, ia akan susah berkepanjangan.
• Siapa mencabut pedang taqwa dari sarungnya, ia akan memukul leher-leher sifat menentang Tuhannya.
• Siapa yang terus menerus memanjakan kesenangan, selamanya akan terpedaya.
• Siapa yang tidak bisa menjaga ucapannya, maka akan rusak perilakunya.
• Siapa yang tidak mengenal tempat bahayanya, ia tidak mengenal tempat manfaatnya.
• Siapa yang kontra dengan pergaulan kaum penyimpang agama, Allah Swt. akan menggantikan dengan pergaulan orang-orang yang baik.
• Siapa yang meraih kemuliaan tanpa kebenaran, Allah Swt. akan menghinakannya dengan kebenaran.
• Siapa yang menelantarkan hari-hari tanamnya, ia akan menyesal di hari-hari panennya.
• Siapa yang pasrah diri pada selain Allah Swt. maka pasrah diri itu dijadikan siksa oleh Allah Swt. padanya.
• Siapa yang rela kepada Allah sebagai Tempat Berserah diri, maka setiap kebaikan akan jadi bukti baginya, dan setiap kebaikan yang ditemuinya menjadi jalan baginya.
• Siapa yang menemukan kemesraan akan keluhuran diri, ia tidak akan menemukan kepahitan cobaan. “Siapa yang di dunia ini buta hatinya, maka dia di akhirat lebih buta lagi.”
Di antara Wasiat ‘arifin
Disebutkan, ada tiga kalimat, dimana kaum terpilih dahulu saling memberikan wasiat satu sama lainnya:
1. Siapa yang beramal untuk akhiratnya, Allah Swt. mencukupi urusan dunianya.
2. Siapa yang memperbagus rahasia batinnya, Allah Swt. memperbagus dzohirnya.
3. Siapa yang memperbagus apa yang ada antara dirinya dengan Allah Swt. Allah pun memperbagus antara Dirinya dan makhluk manusia.
(KHM Luqman Hakim, dari Menjelang Ma’rifat)