Sa’dun adalah sufi ‘gila’ yang penuh talenta.
Sa’dun adalah salah satu sufi nyentrik yang sangat dikenal di zaman khalifah Harun al Rasyid. Selain karena dikenal kegilannnya, nasehat-nasehat serta syairnya sangat tersohor waktu itu. Banyak kisah yang dituturkan para sufi tentang sosok Sa’dun ini. Salah satunya adalah dari Abdullah bin Khalid at Thusi.
Dikisahkan Khalifah Harun al Rasyid berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji. Sebagai khalifah yang disegani dan terkenal hamparan permadani digelar dari Teluk Irak hingga Mekkah. Tentu ini adalah pemandangan yang luar biasa. Harun al Rasyid tampak bangga ketika berjalan di atas permadani ini diiringi berapa pengawal dan pengkutnya. Ia mengumbar senyumnya.hatinya tambapk gembira.
Kala itu perjalanan ditempuh selama berhari hari menuju Mekkah. Harunpun kelelahan dan istirahat di pemberhentian bagi musafir karena kepayahan. Ia nampak bersandar di bawah sebuah menara yang ada tempat tersebut. Saat sedang asyik-asyiknya istirahat, tiba tiba tepat di depan wajahnya Sa’dun menyodorkan mukanya. Khalifah kaget namun segera tahu siapa yang dihadapinya.
Sa’dun kemudian bersyair
“ Tinggalkanlah dunia yang telah mendatangimu
Bukankah kematian akan menjemputmua?
Untuk apakah kamu berbuat bagi dunia
Sedangkan naungan menara itu cukup untukmu
Ingatlah wahai pencari dunia,
Tinggalkan dunia ini di belakangmu
Sebagaimana masa telah membuatmu tertawa
Kelak ia akan membuatmu menangis.”
Syair yang didendangkan sa’dun membuat Khalifah Harun al Rasyid terkesima dan kemudian menjerit. Setelah terjadilah kegaduhan. Khalifah pingsan karena merenungkan kata-kata Sa’dun itu. Disebutkan bahwa Khalifah baru siuman setelah setelah melewati tiga kali waktu solat. (Nurul Huda)