Siksa Kubur

Harus dibaca juga..

Imam Al-Ghazali

Tentang pernyataan Anda, ucapan yang populer kalau siksa kubur adalah siksaan pedih dan rasa sakit karena api, kalajengking dan ular, adalah benar. Hanya saja, saya beritahukan kepada Anda, karena tidak mampu memahami rahasia dan hakikatnya. Oleh sebab itu, saya berikan beberapa contoh tentang hal tersebut sebagai pendorong bagi Anda untuk mengetahui hakikatnya dan agar Anda bersiap sedia menghadapi perkara akhirat. Sebab itu, maut adalah “Berita yang besar, ketika kamu sekalian berpaling darinya.”

 

Rasulullah Saw. telah bersabda:
“Seorang Mukmin dalam kuburnya berada di sebuah taman yang hijau, kuburannya itu telah dilapangkan baginya seluas tujuhpuluh depa. Wajahnya bercahaya hingga menyerupai rembulan pada malam purnama. Tahukah kalian semua tentang apakah ayat ini diturunkan, ‘maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,’ (Q.s. Thaha: 124).” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya Iebih mengetahui.” Beliau bersabda, “Tentang siksa orang kafir di dalam kuburnya, dia dikuasai oleh sembilanpuluh sembilan ekor ular naga, tahukah kalian, apa ular naga itu? Adalah sembilanpuluh sembilan ekor ular besar, masing-masing ular merniliki sembilan kepala yang menggigit, menjilat dan meniupnya pada tubuhnya hingga pada hari mereka dibangkitkan.” (Al-Hadis).

Perhatikan muatan hadis ini! Hal tersebut benar-benar terjadi, berdasar pada penyaksian langsung yang dialami oleh beberapa pemilik matahati, yang jauh lebih jelas dan mata lahir (inderawi).
Orang bodoh mengingkarinya, “Aku telah melihat ke dalam liang lahat, aku tidak melihat apa pun!”

Si bodoh ini perlu diberitahu, ular naga tersebut tidak keluar dari badan si mayit, tetapi dari ruh batinnya bukan ruh jasadnya. Sebab ruh batin itu yang merasakan sakit maupun nikmat. Bahkan ular naga tersebut bersama dirinya, di dalam batin sebelum kematiannya. Hanya saja dia tidak merasakan sengatannya karena di dalamnya terdapat ruangan gelap yang disebabkan luapan nafsu syahwat. Dia merasakan sengatan ular naga itu setelah mati.

Ular ini tercipta dari sifat-sifat si kafir, jumlah kepalanya bergantung pada kadar jumlah akhlak tercelanya dan kecenderungan hawa nafsunya pada kesenangan duniawi.

Asal dari ular naga ini adalah cinta dunia. Jumlah kepala yang meluncur dari ular naga tersebut bergantung pada beberapa sifat tercela yang bersumber dari cinta dunia (hubbud-dunya); seperti sifat iri hati, dengki, riya’, sombong, kemewahan, makar, tipu daya, suka kehormatan, kecintaan pada dunia, suka bermusuhan dan membenci.

Tentang wujud semua itu diketahui dengan mata batin, demikian pula dengan jumlah kepalanya yang mematuk.

Tentang batasan jumlahnya, bahwa ular naga tersebut berjumlah sembilanpuluh sembilan ekor, diketahui melalui cahaya kenabian. Ular naga ini bersarang dalam lubuk hati orang kafir, tidak semata-mata karena kebodohannya tentang kekufuran, tapi lebih dari itu, karena kekufuran itu telah mengajak dan menggiringnya pada kekafiran. Seperti difirmankan oleh Allah Swt.:
“Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat.” (Q.s. An-NahI: 107).

Allah Swt. juga berfirman:
“Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya.” (Q.s. Al-Ahqaaf: 20).

Ular naga itu, jika memang seperti yang Anda duga —keluar dari badan mayit, tentu terlalu remeh. Sebab, barangkali terbayangkan bahwa ular naga itu menyimpang darinya, atau dia sendiri yang lari dari ular naga itu.

Namun tidak demikian, ular naga tersebut bersarang di lubuk hatinya, dia mematuknya lebih dari bayangan Anda tentang patukan ular naga. Padahal pada dasarnya, ular naga dimaksud adalah sifat-sifatnya dalam hidupnya, sebagaimana naga itu mematuk hati pemabuk cinta ketika dia menjual budak wanitanya, kemudian menyesalinya. Itu adalah naga yang bersarang di dalam kalbunya seperti bersarangnya api di dalam batu, sedangkan dia lalai terhadap hal tersebut. Maka berbalik, faktor kelezatan dan kenikmatannya berubah menjadi sebab kepedihan dan sakitnya.

Inilah rahasia sabda Rasulullah Muhammad Saw: “Sesungguhnya itu adalah perbuatan-perbuatan kalian yang dikembalikan kepada kalian.”

Allah Swt. berfirman:
“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan di hadapkan (kepadanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara Ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan Allah sangat penyayang kepada hambahamba-Nya.” (Q.s. Ali Imran: 30).

Bahkan merupakan rahasia dari firman-Nya yang berbunyi:
“Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahannam” (Q.s. At-Takatsur: 5-6).

Maksudnya, neraka jahannam itu ada di dalam batin kalian, maka carilah dengan pengetahuan yakin (ilmul yaqin), kalian pasti akan melihatnya sebelum kalian mengetahuinya dengan mata keyakinan (ainul yaqin).

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.