Siapa yang MencariKU?

Siapa Yang MencariKu?

Harus dibaca juga..


Seorang pemuda berambut gondrong dengan celana belel, berjalan gontai menuju kedai Cak San. Mukanya
kusut, dengan secercah harapan di wajahnya, walau kelihatan mendung menyelimutinya. Ia duduk termenung di
sudut kedai itu, ketika para pelanggan belum juga datang
“Di sini adhem ya Kang?” celethuknya pada Cak San.
Cak San sembari menyedu kopi senyum-senyum belaka.
“Darimana Mas, kok baru kelihatan, belum pernah kesini, ya…!?”
“Dari mana ya? Aduh aku sampai lupa darimana ya…?”
Wah slendro juga ini orang, kata Cak San dalam benaknya.
Rombongan Pardi, Dulkamdi, Kang Soleh, dan sejumlah kaum pengopi tampak berbaris seperti jalan
pagi dari jauh. Mereka mengucapkan salam bersama-sama seperti paduan suara.
”Assalamu’alakuuum Warahmatullahi wabarakaatuh…”
Pemuda itu kaget setengah mati, tercekam, lalu mulutnya berucap pelan. ”Wa’aialakumussalaam…”
Nafas mereka seperti ngos-ngosan, usai lari pagi.
Sejenak mereka istirahat, lalu saling menikmati pisang goreng dan kopi pagi.
”Dari mana Mas, kok wajah baru kelihatannya?” tanya Pardi.
Pemuda itu hanya senyum-senyum sambil sedikit gemetar badannya. Pardi agak terhenyak melihatnya.
”Dari diri mencari diri, mas?”
”Sudah ketemu?”
”Belum…”
”Kalau ketemu?”
”Siapa tahu aku ketemu Tuhanku….”
”Wah…wah..wah… Kalau kita balik gimana, Mas..Mencari Tuhan dulu, baru ketemu diri…”
Pemuda itu garuk-garuk kepala. Pardi semakin penasaran.
”Di, kamu ini gimana. Allah gak pernah hilang kok dicari…” celetuk Dulkamdi.
Pemuda itu semakin pucat mendengar ucapan Dulkamdi. Ia gemetaran. Dan tiba-tiba mukanya tampak
memerah padam. Ia bingung, tapi ia juga membenarkan ucapan Dulkamdi.
Tiba-tiba Kang Soleh mendongak ke atas, lalu tertunduk, dan berucap, ”Dalam salah satu kitabNya,
dikatakan:

– Siapa yang mencariKu dengan taubatnya, ia mendapatkanKu dengan MaghfirahKu.
– Siapa yang mendapatkanKu dengan syukurnya atas nikmatKu, ia mendapatkanKu dengan tambahnya nikmat.
– Siapa yang mencariKu melalui doa, ia dapatkan Diriku melalui Ijabah.
– Siapa yang mencariKu dengan rasa pasrah diri kepadaKu, aia dapati DiriKu dengan Kecukupan dariKu.
– Siapa yang mencariku dengan Kedekatan padaKu, ia jumpai Aku dengan kemesraan bahagia.
– Siapa yang mencariKu dengan Cinta, ia dapatkan DiriKu dengan WushulKu.
– Siapa yang mencariKu dengan penuh kerinduannya, ia dapatkan Aku dengan Perjumpaan dan melihat kepadaKu.

Seorang Sufi mengatakan:
– Siapa yang hanya bagi Allah Swt, maka Allah Swt. hanya baginya: Yakni siapa yang berselaras dalam urusan
Allah Swt, maka Allah Swt, mengurusinya.
– Siapa yang berada dalam Dzikrullah, maka Allah Swt senantiasa mengingatnya.
– Siapa yang berada dalam Cinta kepada Allah Swt, maka Allah Swt, dalam cintanya.
– Siapa yang berada dalam jalan meraih Ridlo Allah Swt, maka Allah Swt, berada dalam Ridlo kepadanya.
– “Siapa yang berpegang teguh pada Allah maka benar-benar
ia diberi hidayah jalan mustaqim (yang lurus menuju Allah).”
Rasulullah Saw, bersabda: “Siapa yang cinta bertemu Allah Swt, maka Allah Swt Cinta pula menemuinya. Siapa
yang benci bertemu Allah Swt, Allah Swt pun membenci bertemu dengannya.”
Pemuda itu berteriak dengan takbir yang sekencang-kencangnya…Membahana, menusuk cakrawala pagi itu.
Dan ia telah lunglai. Nafasnya tersengal. Ia pingsan.


Para kaum pengopi tidak kaget dengan situasi seperti itu. Sudah sering terjadi di kedai Cak San ini. Biasa-biasa saja.
”Saya boleh ngopi setiap pagi di sini, Mas…?” ucap pemuda itu pelan, setelah siuman dari pingsannya.
”Mau pingsan berkali-kali?” celetuk Pardi.
”Tidak apa-apa, bahkan seribu kali pun asal saya waras dari kegilaan ini….”
Mereka pun keluar dari kedai Cak San menuju masjid
Raudhah, sholat dhuha bersama-sama.

KHM Luqman Hakim, Kedai Sufi Jalan Cahaya, 2016

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.