Sayap-sayap Cinta Kaum Arifin (II)

Sayap-sayap Cinta Kaum Arifin (II)

Harus dibaca juga..

Tanda-tanda Sang ‘arif

Rabi’ah Adawiyah ra. ditanya, “Apa yang menjadi tanda

kesempurnaan sang ‘arif?” Ia menjawab, “Terbakarnya jiwa

karena cintanya kepada Tuhannya”.

Tandanya:

•             Ia yang lebih puas kepada Sang Pemberi dibanding

pemberianNya.

•             Lebih puas pada Sang Pencipta dibanding ciptaanNya.

•             Tenggelam dalam lautan kebahagiaan dan kehangusan

leburnya.

•             Hatinya tentram bersamaNya disertai membiarkan

pilihanNya,

•             Tidak pernah terkejut dengan bencana maupun cobaan

yang dahsyat.

•             Mengetahui bahwa Allah adalah yang paling dekat

dibanding lainnya.

•             Allah lebih cinta padanya dibanding siapa pun.

•             Allah lebih mulia dan lebih agung dibanding segalanya,

•             Segalanya ditinggalkan selain Allah Ta’ala.

•             Segalanya yang kau hilangkan, kau abaikan.

•             Segalanya demi sang kekasih, kau tinggalkan.

•             Sang ‘arif akan tahu membedakan:

– Mana bisikan nafsu dan mana bisikan ruhani.

– Mana hasrat duniawi dan mana hasrat ukhrawi

– Mana citarasa keluhuran dan mana citarasa kerendahhinaan.

Siapa yang diberi rizki taufiq, ia senantiasa menjaga garis batas

kebenaran selarasnya ubudiyah, berdiri tegak memenuhi syaratsyaratnya, menemukan jalan menuju pemeliharaan hakikatnya. Ia

mengingatNya, lalu bersyukur padaNya, mensyukuri syukurNya,

lalu ia menjadi diri tanpa diri, menjadi ruh tanpa ruh, bersama

makhluk tanpa makhluk.

Hati yang bergantung kepada Allah

Imam Ibnu Abbas ra. meriwayatkan, bahwa Nabi Isa

as. dan Nabi Yahya as. ketika sedang berjalan di tengah

suatu perjalanannya, tiba-tiba Nabi Yahya melukai seorang

perempuan. Nabi Isa as. menegurnya, “Hai anak bibiku, kau

telah berbuat dosa besar hari ini.”

“Dosa apa itu?”.

“Wanita yang kau lukai,” Kata Nabi Isa as.

“Aku tidak merasa melukainya…” jawab Nabi Yahya as.

“Subhanallah, anda kan bersama saya, ke mana hati dan

ruhmu?”

“Hati dan ruhku bersama Allah wahai Isa, bahkan jika hati

dan ruhku bersama Jibril saja atau bersama salah satu dari selain

Allah sekejap mata saja, pasti aku tidak ma’rifat kepada Allah

secara benar.” Kata Yahya as.

Makna Ma’rifat

Disebutkan, bahwa ma’rifat itu terdiri dari lima huruf,

siapa yang menemukan dalam dirinya makna kema’rifatan itu,

ketahuilah bahwa ia tergolong mereka:

1. Mim: Malaka Nafsah (Menguasai dirinya).

2. ‘Ain: ‘AbadAllah ‘ala shidqil wafa’ (Beribadat kepada Allah

dengan keselarasan jiwa yang benar).

3. Ra’: Raghiba ilAllah bil kulliyah (Total mencintai Allah).

4. Fa’: Fawwadlo Amrahu ilAllah (Menyerahkan total

masalahnya kepada Allah).

5. Ha’: Haraba min kulli maa duunAllah ilAllah (Lari dari

selain Allah menuju Allah).

•             Setiap ‘arif menguasai dirinya menurut ma’rifatnya atas sifat

Kebesaran Allah Ta’ala dan KeagunganNya.

•             Beribadat kepada Tuhannya menurut kadar kema’rifatan

atas RububiyahNya.

•             Mencintai total kepada Allah Ta’ala menurut kadar

kema’rifatan atas karunia dan keutamaanNya.

•             Menyerahkan total masalahnya melalui kema’rifatan atas

KuasaNya.

•             Lari dari selain Allah menuju Allah dengan kema’rifatan atas

Kerajaan dan KepenguasaanNya. Dialah sang ‘arif.

***

(Dari Menjelang Ma’rifat, Syekh Ahmad ar-Rifa’y diterjemah oleh KHM Luqman Hakim, penerbit Cahaya Sufi Jakarta)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.