Assalamu’alaikum wr. wb.
Pak Kyai Luqman, saya mau tanya. Alhamdulillah saya sudah ikut ijazahan waktu di MAS Surabaya. Tapi masih saja tidak bisa membendung hawa nafsu.
Tiap kali setelah melakukan maksiat, hati saya ingin berteriak berontak lari dari semua ini tapi setelah itu saya mengulanginya lagi, lagi, dan lagi hingga hampir 3 tahun. Bahkan tiap kali ada musibah saya memang pantas mendapatkan musibah ini karena saya banyak dosa. Saya sering berfikir seperti itu. Waktu awal ikut pengajian kyai Luqman saya hanya menangis. Orang hina bodoh seperti saya kok berada dipengajian tasawuf Kyai Luqman Hakim. Apakah yang harus saya lakukan pak kyai Luqman? Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
0819455xxxxx
JAWAB:
Suatu hari seorang Syeikh Sufi mengatakan dalam sebuah majlis Kajian Tasawuf. “Hai kalian yang merasa suci, di sini banyak orang yang lebih suci dibanding anda. Dan kalian wahai orang yang merasa kotor, di sini masih banyak yang lebih kotor dibanding anda….”
Ini berarti, mana mungkin disebut orang yang kotor, jika ia merasa penuh dosa dan noda? Begitu juga mana mungkin ia disebut suci, kalau dirinya merasa lebih suci dibanding orang lain?
Saat ini yang anda butuhkan adalah keberanian dan ketegasan pada diri sendiri, untuk bangkit menuju Allah Swt di masa depan. Bukan mengingat-ingat masa lalu.
Hanya permainan hawa nafsu kita saja, kalau kita bangga dengan pengakuan noda dan dosa, sementara kita tidak pernah bangkit dengan semangat besar menuju Allah Swt.
Bila anda mau maksiat, ingatlah bahwa itu adalah kehinaan yang diturunkan Allah Swt, padamu. Tentu saja penghinaan Allah lebih dahsyat dibanding siksanya bukan? Karena dibalik siksa itu ada wujud kehinaan dariNya, dari AsmaNya al-Mudzillu (Yang Maha Menghina).