Assalamu’alaikum wr. wb.
Pak Ustad, saya Wawan dari Malangbong, Garut. Mohon beribu maaf, mau tanya mengapa saya sangat merasakan betapa sulitnya menjalani hidup seperti apa yang dicontohkan Rasululloh Saw?
Terutama sangat banyaknya tafsir-tafsir Qur’an maupun Hadist dan berjuta buku Islam dengan berbagai macam perbedaan tafsiran makna Qur’an Hadits. Jadi bagaimana sikap kita sebagai umat yang mengaku beriman dan beragama Islam?
Tolong beri petunjuk bagaimana cara menjadi mu’min muslim yang benar selamat dunia sampai akhirat. Terima kasih.
Wassalamualaikum wr. wb.
0877180xxxxx
JAWAB:
Rasulullah Saw, bersabda, “Perbedaan antara ummatku adalah rahmat.” Jadi kekayaan Islam yang luar biasa itulah yang memberikan kita pilihan paling sesuai dengan cara pandang, situasi kondisi, dan kemampuan hati anda menyerapnya.
Matahari itu satu. Seluruh dunia memanfaatkan matahari dengan energinya, melalui berbagai cara dan kepentingan yang berbeda, yang berguna bagi masing-masing orang. Kalau anda tidak cocok dengan teknologi energi matahari modern, karena anda anggap belum layak untuk alam dan masyarakat anda, ya jangan dipakai. Sebaliknya yang sudah maju jangan mencaci maki mereka yang masih tradisional, itu dosa. Karena yang dinilai oleh Allah Swt, bukannya kemampuan memanfaatkan energi matahari secara modern, atau tradisional. Tetapi yang dinilai adalah kepatuhan seorang hamba ketika memanfaatkan ayat-ayat Allah tersebut. Itulah makna ”perbedaan itu rahmat”. Renungkanlah, dan jangan bingung.
Coba apa harapan anda mengikuti jejak Nabi Saw? Jika harapan anda belum Allah Ta’ala, maka terasa berat. Jika harapan anda masih kenyamanan, apalagi duniawi, atau impian-impian balasan dariNya. Ikutilah Nabi Saw, bersama Allah menuju Allah Ta’ala hanya Bagi Allah Ta’ala.