Syeikh Ahmad ar-Rifa’y
Amr bin al-‘Ash ra ketika ditanya tentang sifat Rasulullah Saw, di dalam kitab Taurat, beliau menjawab, “Benar, sesungguhnya Nabi Saw, telah disifati dalam Kitab Taurat, dengan sebagian sifatnya di dalam Al-Qur’an:
Juga hadits yang bersanad dari Imam al-Bukhari, dari Abu Hurairah ra, mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah Saw, bersabda:
“Sesungguhnya rahim (kasih sayang) sedang berduka, (dan Rahim adalah kerabat erat dari Ar-Rahman), rahim mengatakan:
“Tuhanku, sesungguhnya aku terputus. Ya Tuhanku, aku mendapatkan perlakuan buruk. Ya Tuhanku! Sesungguhnya aku terdzalimi Wahai Tuhanku!.” Lantas Tuhan menjawab, “Apakah kamu rela bila bertemu pada menyambungmu, dan putus dari yang memutuskanmu?”
Hadits pertama memberikan makna bahwa sebenarnya Allah Swt memberikan pertolongan kepada Nabi Saw, sampai agama yang bengkok jadi lurus melalui kalimat: “Laa Illaaha Illallah.”
Hadits kedua memberikan makna bahwa Rahim merupakan pancaran dari cahaya Rahman, siapa yang menyambungnya akan tersambung, dan siapa yang memutuskannya akan terputus.
Dua hadits tersebut secara global mengandung dua rahasia, yaitu kerterbukaan qalbu, mata dan telinga melalui tauhid yang sejati. Kemudian yang kedua menyambungkan qalbu dengan Ar-Rahman melalui tali kasih sayang terhadap sesama makhluk. Maka dengan semangat itulah menjadi nyata kekerabatan, yang difahami sang ‘arif.
Kalimat Tauhid memberi faedah iman kepada Allah Swt. Sedangkan Silaturrahim memberi faedah untuk berakhlak dengan Akhlaq Allah Swt, yaitu Ar-Rahman, karena kepadaNya-lah tempat kembali dalam hal yang tersembunyi maupun yang nyata, dan kepadaNya-lah tempat memohon pertolongan, tempat berserah diri, dan semuanya tidak lain dalam rangka mengagungkan perintah Allah Swt, yang berarti mengagungkan Allah Swt.
Yahya bin Mu’adz ra menegaskan, “Kenalilah kehormatan Dzat yang kamu tidak mengenal anugerah kemuliaan kecuali dariNya, dan janganlah berharap kesenangan kecuali dariNya, dan malulah padaNya dengan malu sebenar-benarnya, dan ingatlah anugerahNya ketika Dia Menciptamu, dan sebelumnya kamu tak pernah ada, dan Dialah yang meriasi ma’rifat kepadamu dengan cahaya ma’rifat, seakan-akan kamu terus mengenalNya. Kalau bukan karena anugerah utama dan rahmatNya padamu, bagaimana kamu bisa mengenalNya bahwa Dia adalah Tuhanmu, sedangkan kamu tak pernah melihat dengan mata kepalamu? Lalu sucikan rahasia batin dan perasaanmu dari rasa ragu, syubhat dan kemunafikan, dan pakailah pakaian terbaik dariNya, dan Dia memberikan mahkotaNya padamu tanpa bertanya sedikit pun padamu, lalu Dia mengajakmu ke Syurga Darussalam.”
Disebutkan bahwa seorang mukmin senantiasa agung sepanjang ia mengagungkan Allah Swt, mengagungkan perintahNya, mengagungkan wali-waliNya dan mengenalkadar dan kehormatan mereka.