Romansa Klasik Abdurahman Jami

Sejumlah karya sastra melekat dalam dirinya. Salah satu yang paling monumental adalah kisah Yusuf dan Zulaikha sebuah kisah cinta yang dikemas secara sufistik yang hingga kini masih dapat dibaca. Karya tersebut telah di terjemahkan dalam berbagai bahasa termasuk bahasa Indonesia.

Harus dibaca juga..

Yusuf dan Zulaikha adalah roman klasik karya sufi dan ulama besar bernama Abdurahman Jami’ . Ditangannya kisah romansa Yusuf dan Zulaikha menjadi sebuah kisah yang menawan dan menyentuh hati dengan sentuhan sufistik yang menawan.          

Bernama lengkap Nuruddin Abdurahman Jami ini lahir di Kharjad, Jam, Khurasan, Iran. Dilahirkan pada tahun 817 H, Abdurahman mempunyai banyak karya mulai dari fiqih, tata bahasa Arab hingga sastra.  Abdaurahman adalah satu dari sejumlah orang genius yang lahir dari negeri Persia. Dilahirkan di Kharjad, dekat Kota Isfahan pada 1414 M (817 H) dan wafat di Heart pada 1492 M (898 H), Abdurhaman  populer dengan sebutan Al-Jami,

Ayahya Nizamuddin adalah ulama yang tersohor.Pendidikan Al-Jami dimulai ketika berguru ke Junaid Ausuli. Setelah itu masuk ke Madrasah Nizhamiyyah di bawah bimbingan Samarqandi. Al Jami lulus pendidikan pada usia lima belas tahun. Bakatnya sebagai ilmuwan terlihat sejak muda. Ia pandai berbicara dan berargumentasi.  Dalam dunia tasawuf salah satu yang ulama yang pernah menjadi guru antaralain adalah Syekh Sa’aduddin Al-Kasygari, murid Syekh Bahaudiin Naqsyabandi.

Karya-karyanya dalam bentuk prosa dan puisi sangat banyak. Konon, ia meninggalkan delapan puluh satu karya. Diantara yang paling masyhur adalah nafahat al-uns fi sirati as-shufiyyah dan  al-Lawami’ Syarh Fushush al-Hikam li as-Syaikh al-Akar Muhyiddin Ibn Arabi yang dirampungkan di tahun 896 H.

Al-Jami bukan hanya fokus dengan menulis karya-karya tasawuf. Ia juga sempat menulis karya dalam bidang gramatika Arab (Nahwu). Karyanya dalam bidang Nahwu mengelaborasi Syarah Kafiyah-nya Ibn Hajib (seorang ahli Nahwu terkenal) dan diberi judul al-Fawaid ad-Dhiyaiyyah Syarh Kafiyah Ibn Hajib fi Nahwi wa al-Fawaid. Sebuah kitab yang menjadi muqarrar pelajaran Nahwu di berbagai lembaga pendidikan Islam di India.

Jami sangat sederhana dan rendah hati dalam menjalani kehidupannya. Dia seringkali makan bersama orang-orang miskin, sering duduk di lantai dengan pakaian yang sangat sederhana dan berbicara dengan teman-teman maupun murid-muridnya. Jami juga memiliki tempat khusus di kalangan raja pada masa itu karena luasnya ilmu pengetahuan dan posisinya sebagai arif besar.

Abdolhossein Zerrin Kuob seorang pakar tasawuf dari Iran mengatakabn bahwa Abdurahman jami adalah seorang sufi yang sederhanan tidak membuat puisi untuk memuji siapa pun. Tapi dia begitu kuat pengaruhnya sehingga disebut sebagai raja spiritual Herat. Bahkan, sultan dan menteripun sangat menghormatinya. Secara umu kehidupan Abdurahman Jami dnbagi menjadi tiga fase. Tahap pertama adalah periode menuntut ilmu di Herat dan Samarkand. Fase kedua bergabung dengan tarikat Naqsyabandiyah dan tahap ketiga adalah menjadi penulis yang profilik.

Kebesaran dan kemasyhuran nama Al-Jami tidak hanya bergema di kawasan Persia, tetapi juga mencapai Turki Usmani. Disebutkan pada suatu waktu ia berada di Damaskus, mencari utusan Sultan Turki Usmani yang bermaksud mengundangnya ke Istana dan telah menyiapakan hadiah baginya. Karena tidak tertarik pada undangan itu, Al-Jami segera meninggalkan Kota Damaskus.

Para sarjana saat ini masih bisa melihat kebesaran Al-Jami melalu karya-karyanya.Jumlah karyanya[un beragam . Ada yang mengatakan berjumlah 46 buah, ada juga yang mengatakan lebih kurang 90 buah buku. Di antara karyanya adalah Nafahat Al-Uns yang berisi biografi dan pengajaran para sufi. Kemudian Lawami’ yang merupakan komentar terhadap karya Ibnu Arabi. (Nurul Huda/ dari berbagai sumber)

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.