Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Saya merasa bingung, sebagai muslim merasa tidak punya naungan keislaman, karena merasa bisa dengan banyaknya organisasi Islam. Tapi kenapa hatiku merasa nyaman dan tenang, kala sufi memuji Yang Maha Kuasa dengan bahasa yang murni, tapi ketika mau
lebih kenal sufi mengapa ada keraguan? Apakah karena sifatku yang terbebani kalau di dikte?
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Desi Rahmawati – desi_tel@xxx.co.id
Jawab:
Desi, janganlah anda terjebak oleh wujud organisasi Islam, untuk memahami Islam yang benar itu sendiri. Organisasi itu ibarat tubuh. Dan tubuh manusia saja tidak ada yang sama. Jadi jangan bingung dengan formalitas lahiriyah.
Bedakan antara Islam, ummat Islam, organisasi Islam, tokoh Islam, dan kondisi ummat Islam.
Kalau anda terjebak formalitas bisa-bisa pertanyaannya, kenapa mayoritas penjahat di penjara itu orang Islam? Apakah orang Islam jahat semua? Ini pertanyaan konyol! Sama dengan ketika anda melihat orang di penjara Israel, pasti mayoritas Yahudi, atau penjara di Amerika dan Eropa pasti dipenuhi orang Kristen. Apakah agama-agama itu mengajarkan kejahatan? Tidak, bukan?
Ketika anda mau mendalami dunia Sufi, jangan melihat formalitas kaum Sufi. Apalagi dunia Sufi itu lebih konsentrasi pada penataan batin, pembersihan jiwa dan penyucian hati, pencahaan ruh dan hal-hal yang berhubungan dengan etika hamba dengan Allah Ta’ala.Karena itu untuk mendalaminya, mengamalkannya,pasti butuh pembimbing yang bagus dan sholeh, agar anda tidak tersesat, dan dimanipulasi oleh syetan-syetan yang seringkali juga berada dibalik jubah mereka yang merasa jadi sufi.
Orang yang ingin meraih kebenaran dan kemuliaan, didikte atau tidak mestinya harus memiliki semangat. Selama ada gengsi dan rasa “lebih”, kebenaran akan tertutup dari mata hati.
