Assalamu’alaikum Wr. Wb
Dalam pembahasan Al-Hikam di Bibet yang lalu saya menjadi tergelitik, kenapa? karena apa yang Pak Lukman sampaikan itu telah terjadi pada diri saya yang menyinggung
soal menghayal yang menjadi hijab, malas & berat beribadah. Sepertinya saya menikmati khayalan itu sampai-sampai menghayal yang negatif.
Saya sadar bahwa dalam menghayal itu tidak ada kebaikan sama sekali yang ada hati saya menjd kotor, timbul penyakit hati dll. Tetapi tetap saja saya menghayal melulu seperti sudah makanan sehari2 sampai terbawa shalat dan hal itu merupakan perbuatan yang “tidak sopan” terhadap Allah.
Saya jadi stress & menjadi beban pikiran karena kebiasaan menghayal itu tak kunjung hilang dari diri saya. Mungkin saya sdh terhijab yang begitu tebal dan tanpa saya sadari saya sdh jauh dari Allah. Saya berusaha melawan tetapi saya kalah juga. Saya beristighfar dan berzikir Allah…Allah…(yang sering Pak Lukman sampaikan) dikala khayalan itu datang. Saya berdoa minta sama Allah agar kebiasaan menghayal itu dihilangkan, tetapi saat ini belum juga hilang dan bahkan menjadi2. Saya menjauhkan instrument2 yang dapat membangkitkan khayalan2 itu tetapi tetap saja menghayal melulu. Saya sengaja menghadiri pengajian Pak Lukman agar dapat menemukan solusi yang saya alami & agar hati saya menjadi tertata.
Yang ingin saya tanyakan adalah:
Apakah cukup dengan beristighfar dan berzikir Allah..Allah dapat menghilangkan khayalan2 itu? Apakah ada solusi yang lain?
Kenapa dada saya menjadi sesak & bernafas menjadi berat ketika saya berzikir Allah..Allah..?
Apakah manusia tidak terlepas dari perbuatan menghayal itu?
Mohon saran & nasehatnya.Wasalamu’alaikum Wr. Wb
– Nama tidak di publikasikan /
Jawab:
Teruskan istiqomah istighfar anda dan Allah Allah dalam hati anda, dan tidak usah berfikir pakah dzikir anda bakal membuat hati anda sesak atau tidak. Justadzru sesaknya dada anda akibat gumpalan nafsu anda yang anda campur-adukkan dengan dzikir anda. Kebenaran dan kebatilan anda jadikan satu. Itulah yang membuat anda mengalami konflik batin, berakibat secara fisik.
Alihkan kebiasaan mengkhayal menjadi kebiasaan tafakkur. Merenungkan tentang darimana sesungguhnya anda, kemana, dengan siapa, bersta siapa, dalam apa, bagi dan untuk siapa, dan bersandar pada siapa. Tutuplah khayalan anda dengan terus mendenyutkan Allah Allah di jantungmu.