Mauludan Yang Bercahaya

Maulid Nabi saw, terus diperingati. Semangat cinta pada Sang Nabi saw, tak lekang oleh krisis dan situasi, tak surut oleh godaan orang yang membid’ahkan maulid, tak retak oleh keragaman orang yang merayakannya.
Namun cinta kepada Nabi, adalah cinta kepada Allah swt.

Harus dibaca juga..

Membuktikan cinta itu haruslah mengikuti jejak Nabi, baik secara lahir, secara batin maupun sampai jati diri rahasia batin. Bahkan kita masuki cahaya Nabi, kita menjadi cermin dari cahayanya, sekadar pantulan cahaya agungnya, agar kita benar-benar bergabung dengan Nabi kita. Makanya gemuruh sholawat dan salam kepadanya, beratus-ratus, beribu-ribu, bahkan bersama bermilyar bibir yang bergetar dengan sholawat. Allah, para Malaikat dan mereka yang beriman.

Siapa pun di dunia ini tak berhak menghalangi cinta kepadanya. Siapa pun tak berhak melarang mencintainya. Apa pun alasannya.Karena itu esensi Maulid bukan sekadar perayaan, apalagi bertakjub riya dengan hingar bingarnya. Esensinya pada peneladanan jejaknya, dan segalanya akan menjadi ringan jika harapannya hanyalah Allah, hari akhir dan dzikir.

Jangan biarkan Maulid demi Maulid berlalu tanpa makna, tanpa perubahan diri menuju lebih dekat kepadaNya. Jika demikian adanya, apalah makna cahaya yang membias pada diri kita?

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.