Maqom Takut
Ketika al‑Junayd ditanya mengenal takut, ia menjawab, “Takut adalah datangnya deraan derita dalam setiap hembusan nafas.”
“Al-Khauf dari Allah membuatku tergenggam. Dan ar-Raja’ dari Allah membuatku lapang. Hakikat telah mengumpulkan diriku. Dan Al-Haq memisahkanku. Apabila Dia membuatku tergenggam adalah khauf, Dia menjadikan diriku fana’ dari diriku. Apabila ar-Raja’ melapangkanku, Dia mengembalikan kepadaku. Apabila diriku terintegrasi hakikat, maka Dia menghadirkanku. Apabila aku dipisahkan Al-Haq, aku disaksikan oleh selain diriku, kemudian menutupiku. Allah swt. dalam semua hal itu adalah penggerakku tanpa mengekangku, Dia yang membuatku takut tanpa gembiraku. Aku, dengan kehadiranku, merasakan rasa wujudku. Fana’ku datang dari diriku, membuatku nikmat, atau menggaibkan dariku, sehingga aku ringan.”
“Aku mendengar batinku berkata, ‘Seorang hamba bisa sampai pada suatu batas seandainya wajahnya tertebas pedang, sama sekali tidak merasakannya.’ Sedangkan dalam hatiku ada sesuatu, hingga tampak jelas bahwa persoalannya sampai sedemikian itu.”
Ketika al‑Junayd ditanya mengenal takut, ia menjawab, “Takut adalah datangnya deraan derita dalam setiap hembusan nafas.”