M Rahim Bawa Muhaiyaddeen
SALAM sayangku padamu, cucu-cucuku, putra-putriku, saudara-saudaraku. Kemarilah dan lihatlah ke angkasa itu! Kita berdiri di sini di atas bumi dan di atas kita adalah langit. Ada sebuah hubungan antara dua dunia itu, yakni antara bumi dengan langit, dan langit dengan bumi. Lima jenis kehidupan yang sama yang berada di bumi juga terdapat di langit: kehidupan tanah, api, udara, air, dan eter.
Kasihku untukmu, cucu-cucuku. Masing-masing unsur adalah sebuah musuh bagi unsur-unsur yang lain. Ada permusuhan antara api dan tanah; api dapat membakar tanah dan mengubah warnanya. Ada permusuhan antara air dan api; air dapat memadamkan api. Ada permusuhan antara air dan tanah; air dapat mengikis tanah. Dan ada permusuhan antara hujan dan udara. Masing-masing unsur tersebut mengumandangkan, “Aku! Aku! Akulah yang teragung!” “Akulah yang terbesar!” Udara berteriak, “Akulah yang terbesar!” Api berteriak, “Akulah yang paling besar!” Tanah berteriak, “Akulah yang paling besar.” Dan air pun berteriak, “Akulah yang terbesar!” Permusuhan juga terdapat antara kebenaran dan kepalsuan serta antara ilusi dan kenyataan. Bahkan ilusi berteriak, “Akulah yang terbesar!”
Sifat-sifat permusuhan tersebut akan berteriak di dalam dirimu sepanjang engkau mempunyai hubungan dengan lima unsur alam tersebut, dan dengan kesombongan, karma, serta ilusi. Semua itu akan menjadi penyebab permusuhan dalam pikiranmu. Magnet tanah akan menarikmu, ilusi melemparkan sebuah perangkap kepadamu, dan kelambanan akan menyeretmu ke tingkatan terbawah. Kedamaian tidak pernah dapat timbul dari unsur-unsur tersebut. Sejauh engkau memiliki lima aspek tersebut dalam dirimu, maka kelimanya akan mendatangkan duka, penderitaan, dan siksa. Engkau akan tetap dalam situasi permusuhan. Engkau akan menganggap agama, ras, kitab suci, dan bahasa-bahasa yang lain sebagai musuhmu. Engkau akan merasa benci terhadap warna-warna [kulit] lain dan juga kepada tuhan-tuhan umat yang lain, dan menganggap bahwa dirimu lebih baik dari orang lain. Tetapi prasangka, magis, mantra-mantra, dan hipnotis akan tetap bersemayam dalam dirimu.
Cucu-cucuku, pikirkanlah berbagai jenis atraksi hipnotis yang ada dalam dirimu. Pandanglah langit dan ruang angkasa! Di sana terdapat cahaya matahari, bulan, dan bintang-bintang. Setiap hari kehidupan terbagi menjadi cahaya dan kegelapan, siang dan malam. Siang hari adalah kerajaan besar, masa kejernihan, masa jiwa dan kebajikan. Kebajikan adalah matahari, dan ketika fajar menyingsing dalam dirimu, maka kesucian jiwa akan bersinar keluar dari dirimu. Malam mewakili hubunganmu dengan kerajaan duniawi dan kegelapan ilusi. Inilah masa kelahiran yang gelap. Keindahan ilusi gemerlapan dalam kegelapan itu dan menarikmu seperti tarikan gaya gravitasi bulan pada bumi. Ini akan ada selama dirimu tidak memiliki kejernihan, sepanjang dirimu kurang bijak dan sibuk dengan hal-hal lain.
Sepanjang energi-energi ini tumbuh dalam dirimu, bumi akan mempesonakanmu. Engkau akan seperti jasad yang dihipnotis oleh kekuatannya. Siapa saja yang mabuk oleh lima unsur dan lima indera seperti seorang pemabuk yang tidak tahu apakah pakaiannya menutupi tubuhnya dengan benar dan tidak malu memamerkan sebagian tubuhnya. Dan sebagaimana pemabuk tidak mengenal malu, orang yang kehilangan kebajikan tidak malu dengan prasangka-prasangkanya. Kondisinya sama mabuknya dengan kondisi orang lain. Dalam keadaan tak sadar, engkau tidak akan memiliki kerendahan hati, kejujuran, perhatian, ketakutan untuk melakukan perbuatan keliru, atau perilaku baik.
Namun ada suatu kekuatan yang lebih besar di atas unsur-unsur ini. Yakni kekuatan Tuhan, qudrat-Nya. Kekuatan Tuhan tidak mengandung tanah, api, air, udara, atau eter serta tidak berhubungan dengan semua unsur tersebut. Kekuatan Tuhan terdapat dalam kerajaan-Nya, kerajaan jiwa, kerajaan kesucian, sebagai keagungan, sebagai cahaya yang terpancar dari seluruh jiwa. Dalam kerajaan misteri itulah jiwa adalah cahaya, kebenaran adalah cahaya, kearifan adalah cahaya, sifat-sifat kebaikan adalah cahaya, dan Tuhan adalah Cahaya. Kekuatan itu adalah kekuasaan Tuhan Yang Mahatahu, Kerajaan Maha Pemberi Yang mengatur Diri-Nya Sendiri.
Dalam wilayah tertinggi itu, tidak satu pun kedukaan yang timbul dari hubungan-hubungannya dengan tanah dan eter.
Tetapi, jika engkau memang tetap berada pada tingkatan yang lebih rendah, yakni berpegang pada hubungan-hubungan tersebut, maka dirimu akan dipengaruhi oleh hujan, angin topan, dan bumi akan terus mendesakkan kekuatan gravitasinya terhadapmu. Sekalipun dirimu mengembangkan kekuatan-kekuatan sihir dan belajar untuk mengeluarkan keajaiban-ke ajaiban dengan kekuatan-kekuatan dasar dari tanah, api, air, udara, dan eter, maka kekuatan-kekuatan tersebut akan tetap menghubungkanmu dengan bumi. Betapapun tingginya dirimu terbang, engkau akan tetap tertarik oleh gravitasi dan mengalami kelambanan.
Engkau harus melangkah keluar dari keajaiban-keajaiban dan kekuatan-kekuatan sihir ini. Maka tidak ada satu pun di dunia ini yang akan mampu menarikmu. Engkau harus melampaui tarikan bumi dan memutuskan hubungan, keterpesonaan, prasangka, kebencian, dan perpisahan yang terdapat dalam dirimu.
Ketika hubungan-hubungan itu terputus, engkau akan mampu melihat semua kehidupan seperti kehidupanmu sendiri. Engkau akan menyadari kesatuan sejati dan memiliki kasih sayang yang menyadari bahwa kelaparan, penderitaan, dan kedukaan orang lain seperti yang engkau alami sendiri. Kasih, cinta, keadilan, integritas, dan kejujuranmu akan datang dalam kehidupanmu. Maka engkau akan menjalani keadaan [yang sama sekali] lain. Engkau akan dihubungkan dengan kekuatan yang berada di atas sana, yakni kekuasaan kerajaan teragung.
Ketika keagungan Tuhan merasuk dalam dirimu dan engkau mencapai kebajikan yang sempurna, dan ketika jiwamu, kebajikan, dan sifat-sifatmu mencapai keadaan sifat-sifat Allah, maka engkau hanya akan ditarik oleh kekuatannya. Cahaya jiwa yang memancar ini akan menarik perbendaharaan yang agung Yang adalah Allah, dan kekuatan itu akan mengangkatmu.
Cucu-cucuku, engkau harus mencapai harta itu. Engkau semestinya tidak membiarkannya rusak dalam dirimu. Ketika pemahamanmu tumbuh, engkau akan mampu memahami hal-hal ini. Semoga Allah menolong kita. Amin.