Filosofi Taubat dalam Pandangan Al-Junayd Al-Baghdady
A1 Junayd berkata, “Tobat itu mempunyai tiga makna. Pertama, rnenyesali kesalahan; kedua, berketetapan hati untuk tidak kembali pada apa yang telah dilarang Allah swt, dan ketiga adalah menyelesaikan/membela orang yang teraniaya.”
Al-.Junayd herkunjung kepada as-Sary pada suatu hari, dia mendapatinya sedang kebingungan. Ia bertanya, “Apa yang telah terjadi atas dirimu?”
As-Sary rnenjawab, “Aku bertemu dengan seorang pemuda, dan ia bertanya tentang tobat kepadaku. Kukatakan kepadanya “Tobat adalah bahwa engkau tidak melupakan dosa-dosamu.’ Lantas ia menyanggahnya dengan mengatakan, ‘Tobat adalah justru engkau benar-benar melupakan dosa-dosamu’.” Al-Junayd mengatakan bahwa yang dikatakan oleh pemuda itulah yang benar. As-Sary bertanya kepadanya, mengapa ia mengajukan pendapat seperti itu. Al Junayd menjawab, karena apabila aku berada dalam kondisi kering, lantas aku dipindahkan ke kondisi dingin, maka menyebut masa kering di masa dingin, adalah kekeringan itu sendiri.” Dan akhirnya as-Sary pun terdiam.
al-Junaid ketika ditanya tentang tobat justru mengatakan, “Tobat adalah melupakan dosa Anda.”
Al-Junayd berkata, “Tobat itu mempunyai tiga makna. Pertama, rnenyesali kesalahan; kedua, berketetapan hati untuk tidak kembali pada apa yang telah dilarang Allah swt, dan ketiga adalah menyelesaikan/membela orang yang teraniaya.”
Al-.Junayd berkunjung kepada as-Sary pada suatu hari, dia mendapatinya sedang kebingungan. Ia bertanya, “Apa yang telah terjadi atas dirimu?” As-Sary rnenjawab, “Aku bertemu dengan seorang pemuda, dan ia bertanya tentang tobat kepadaku. Kukatakan kepadanya ‘Tobat adalah bahwa engkau tidak melupakan dosa-dosamu’. Lantas ia menyanggahnya dengan mengatakan, ‘Tobat adalah justru engkau benar-benar melupakan dosa-dosamu’.”
Al-Junayd mengatakan bahwa yang dikatakan oleh pemuda itulah yang benar. As-Sary bertanya kepadanya, mengapa ia mengajukan pendapat seperti itu. Al-Junayd menjawab, karena apabila aku berada dalam kondisi kering, lantas aku dipindahkan ke kondisi dingin, maka menyebut masa kering di masa dingin, adalah kekeringan itu sendiri.” Dan akhirnya as-Sary pun terdiam.
Al-Junayd ditanya, “Bagaimkana jalan hanya menuju Allah Ta’ala itu?”
Al-Junayd menjawab, “Dengan taubat, yang membuang aktivitas dosa terus menerus, rasa takut yang menghapus sikap sembrono dan harapan yang bisa membangkitkan langkah amal, dan penghinaan pada nafsu melalui mendekatkan diri pada bayangan ajal dan sesudah ajal.”
“Bagaimana seorang hamba bisa sampai kesana?”
“Dengan hati yang tunggal yang di dalamnya ada tauhid yang manunggal.”
(Sumber Pangeran Sufi Al-Junayd Al-Baghdady, oleh KHM Luqman Hakim, penerbit Cahaya Sufi, 2016