“Seandainya saja anda tidak sampai (wushul) padaNya, kecuali harus melalui sirnanya keburukan-keburukan anda, dan terhapusnya klaim-klaim anda, maka anda pasti tidak akan pernah sampai kepadaNya selama-lamanya.
Namun, apabila Allah Ta’ala hendak mewushulkan dirimu padaNya, maka Allah menutupi sifatmu dengan SifatNya, dan menirai karaktermu dengan KarakterNya. Maka Wushul anda kepadaNya, adalah karena dari Dia kepadamu, bukan dari dirimu kepadaNya.”
Wushul kepada Allah adalah mengenal Allah dan segala hal dirinya berada dalam liputan Ilahi. Namun bila Allah hendak mewushulkan anda, Allah Ta’ala menutupi dan menirai sifat-sifat anda, dengan Sifat-sifat Allah Ta’ala, dengan jalan Allah menfanakan anda dan mentajalikan Baqo’ Nya, dan semua itu tidak akan terjadi manakala tidak ada kematian nafsu, pengkasan ego kepala, dan penyerahan ruh, dan menyerahkan segala hal yang bersifat duniawi.
Namun tidak satu pun bisa sempurna, tak satu pun mampu menmbersihkan dirinya secara total, bahkan seorang hamba tidak akan bisa membuang klaim-klaim alam ruhaninya, kecuali melalui pertolongan Allah Azza wa Jalla. Dan seluruh proses penfanaan itu adalah bukan perbuatan hamba atau upaya si hamba. Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily menegaskan, “Seorang wali tidak akan sampai kepada Allah Ta’ala manakala dalam dirinya masih ada syahwat, atau masih ada keinginan mengatur dan keinginan berupaya.” Seseorang tidak bisa sampai kepada Allah Ta’ala dengan “aku”nya, dengan “diri”nya.
Semua karena fadhal dan rahmatnya Allah swt. Karena itu kita harus terus menerus bergantung dengan Allah swt, bergantung dengan Sifat-sifatNya dengan meleburkan diri, sirna dan fana kepadaNya, namun semua itu akan gagal manakala tidak mendapatkan pertolongan dari Allah Ta’ala. Maka, di masyarakat kita, banyak orang mengaku wushul, banyak orang merasa telah ma’rifat, banyak orang merasa telah sampai kepada Allah Ta’ala, padahal jangankan bisa sampai kepada Allah, untuk membuang klaim dirinya bisa begini dan begitu saja, manusia tidak mampu. Allah Ta’ala lah yang bisa menenggelamkan kefakiran anda dalam Maha CukupNya, menghapus kelemahan anda dalam Maha KuatNya, ketakberdayaan anda dalam Maha KuasaNya, rasa hina anda dalam Maha MulyaNya. Semua karena Allah Ta’ala jua. Bukan karena diri anda, amal anda, perjuangan anda, ikhtiar anda. Bukan itu semua.