Assalamu’alaikum Wr. Wb
Ustadz, Minta uraian yang jelas masalah bid’ah menurut tafsir para sufi. Terima kasih.
Wasalamu’alaikum Wr. Wb
– Anang /ekoanang@yahoo.com
Jawab:
Menurut syari’at, bid’ah itu adalah sesuatu yang baru yang tidak ada di zaman Rasul saw. dalam bidang ubudiyah. Namun rasul saw, bersabda “Man sanna sunnatan hasanatan…dst..” (Siapa yang membuat tradisi kebajikan…dst…) akan mendapatkan pahala sebagaimana yang melakukannya.
Sholat tarawih berjama’ah 20 rekaat, adalah tradisi kebaikan yang dilakukan Sayyidina Umar bin Khottob ra, dan mulai zaman beliau sampai saat ini Masjid il Haram dan Masjid Nabawi masih 20 rekaat. Itu namanya Bid’ah Hasanah (bid’ah yang terpuji).
Kebanyakan orang yang suka membid’ahkan orang lain, bisanya ilmu agamanya dangkal, asal mengenal satu hadits tentang bid’ah, semuanya disalahkan dan disesatkan. Jadi secara syar’i ada bid’ah dlolalah (sesat) ada pula bid’ah hasanah, (bid’ah terpuji) dengan dasar sabda Nabi saw. di atas.
Namun para Sufi lebih keras lagi. Bid’ah itu adalah segala orientasi selain menuju dan bagi Allah dinilai Bid’ah. Karena selain Allah adalah baru.
Nah, menurut pandangan Sufi betapa banyaknya manusia yang sering membid’ahkan orang malah mereka super bid’ah, karena ketika bicara dengan kebenaran dengan nada emosional itu pun sudah dinilai berbicara yang didorong nafsunya. Padahal Al-Qur’an menjelaskan, “Janganlah patuh pada orang yang hatinya alpa pada Allah dan mengikuti hawa nafsunya,…”. Walau pun ucapannya kelihatannya benar.
Sekarang ini banyak ustadz dan muballigh dengan bangga dan arogannya mengecam orang lain yang tidak sepaham. Apakah ia tidak berdosa, karena bicara dengan penuh emosi dan arogan itu? Nah!