Assalamu’alaikum wr. wb.
Saya menjadi murid tarekat namun masih tingkat bawah (Izmu Dzat), Allah, Allah , sejak th 1999 yang lalu, kewajiban untuk melakukan tawajuhan yang seharusnya secara istiqomah belum bisa saya laksanakan masih banyak hari-hari terlewati karena urusan dunia yang seharusnya bukan menjadi alasan dan saya hanya bisa menyesal saja, tetapi akhir-akhir ini Insya Allah sudah banyak waktu jadi bisa melaksanakan tawajuhan secara rutin.
Pengalaman yang membuat saya merasa seakan melayang dan merasakan kesejukan yang sangat nyaman sekali setiap selesai bertawajuh sehingga air mata ini pasti menetes yang saya sendiri tidak tahu sebabnya selain itu dalam setiap permintaan: saya sebagai hamba yang hina ini yang berupa materi, maupun spiritual tidak menunggu lama Allah sudah mengabulkan sehingga ada perasaan takut, perasaan syukur, bercampur-campur sampai-sampai saya belakangan tidak pernah menyebutkan permintaan kecuali keridhoanNya saja, Ilahi anta maqsudi wa ridhoka matlubi.
Apakah saya ini termasuk orang yang dianggap serakah karena selalu meminta terus, ataukah ini ujian saya yang lain?
Mohon petunjuk dan nasehatnya yang sangat saya nantikan
Terima kasih banyak atas perhatian bapak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Teguh – riyadit56@xxxx.xxx
Jawab:
Harus dibedakan antara Istidroj dan Ijabah dibalik doa anda. Adakalanya setiap orang yang berdoa langsung diijabah, adakalanya langsung diistidroj. Apa yang membedakan?
Adakalanya seseorang itu diberi, tetapi tidak diijabah. Adakalanya seseorang itu diijabah, namun belum diberi.
Bila anda berdoa berdoa, dan doa anda sangat memaksa Allah menuruti selera anda, waktu dan ruang pun turut anda tentukan, lalu Allah Ta’ala member seketika, biasanya anda teristidroj. Karena begitu anda diberi, tidak lagi melakukan amaliyah doa seperti biasanya, dan cenderung alpa pada syukur anda dan pada Allah Swt.
Orang yang di-istidroj dalam doanya, biasanya juga merasa bahwa pemberian Allah Swt, itu bergantung dengan doanya, hasil doanya, prestasi amalnya, dan sebagainya, sehingga Allah terposisikan sebagai akibat, bukan sebagai sebab.
Sementara Ijabah berarti dikabulkan, apakah cepat atau lambat, namun hati anda memasrahkan total semuanya kepada Allah kapan diberi dan diijabah, sehingga ketika belum diberi, anda pun tetap ridho dan tidak pernah putus asa. Itu tandanya anda diijabah.