Al-Baqarah Ayat 23-24

Neraka Nafsu
“Jika kamu sekalian dalam keraguan terhadap apa yang Kami turunkan terhadap hamba Kami, maka datangkanlah satu surat (saja) yang sepadan dengannya, dan undanglah para saksi-saksi kamu selain Allah, jika kamu termasuk

Harus dibaca juga..

orang-orang yang benar.”

“Maka apabila kamu belum berbuat dan tidak melakukan, maka takutlah pada neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yang disediakan untuk orang-orang kafir.”

Ayat ini masih terkait dengan ayat-ayat sebelumnya. Allah masih membicarakan masalah iman dan kekafiran, ibadah dan akibat dari penolakan terhadap keimanan itu sendiri. Di samping itu, faktor-faktor hijab yang menutupi mata hati mereka sehingga mereka berani menentang atau ragu-ragu terhadap ayat Allah masih kental dalam ayat di atas.

Akal manusia memiliki kreasi berfikir secara sistematis, sehingga berkembang bersama nafsu untuk membuat sistem tandingan, termasuk keinginan menandingi ayat-ayat al-Qur’an. Di sana mulai muncul keraguan-keraguan atau skeptisisme, yang mempertanyakan keyakinan atas Eksistensi Allah SWT. Padahal Allah Ta’ala juga Maha Tahu jika manusia tidak akan mampu menandingi-Nya dalam manifestasi Sifat maupun Af’aal-Nya.

Keraguan itu merembet pada Hak Kenabian Muhammad SAW, hanya karena Muhammad SAW, manusia biasa, seperti mereka pula. Tetapi mereka lupa, bahwa posisi pilihan Allah Ta’ala kepada Muhammad SAW, sebagai Nabi dan Rasul mengandung rahasia besar yang tak bisa mereka ungkapkan. Di sinilah mereka terhijab oleh pemikiran dan logikanya sendiri. Logika yang biasanya didasarkan melalui sistematik-matematik, sebab akibat sejarah, fenomena-fenomena eksperimental,dan bukti-bukti rasional.

Secara tegas Allah memberikan ancaman, manakala kamu sekalian tidak mampu berbuat sebagaimana tantangan Allah, maka kalian harus beriman dan ber-Islam, menghindari sikap keras kepala yang menjerumuskan kalian pada neraka. Dan neraka itu memang bahan bakarnya manusia dan batu. Api neraka bisa menyala-nyala jika diberi bahan bakar manusia dan batu. Maksudnya, nafsu manusialah yang menyalakan api itu hingga berkobar, nafsu yang terus menerus mengeras, berubah seperti batu, dan semakin panas. Panasnya nafsu dan kerasnya hati yang membatu, telah menjadi tirai yang menghalangi keyakinan manusia yang kafir kepada Allah Ta’ala. Akhirnya secara spiritual ia tersiksa oleh kobaran nafsunya sendiri.

Kecintaan manusia pada materi duniawi, telah menghalangi kecintaannya kepada Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Seseorang akan dikumpulkan beserta yang dicintainya, bahkan seandainya ia mencintai batu sekali pun, ia akan bersama batu itu.”

Lalu apa yang diandalkan manusia dalam proses ruhaninya ketika kecintaannya tertumpu selain Allah dan Rasul-Nya? Apa yang bisa digambarkan seseorang bisa bertemu Allah jika dalam hatinya penuh dengan gambaran-gambaran duniawi ini?.

Karena itu Allah mengakhiri ayat tersebut, dengan kalimat “U’iddat lil-Kaafirin”. Bahwa neraka itu disediakan untuk orang-orang kafir, semata karena orang kafir itu telah terputus dan terhijab dari cita-cita luhur mereka, dengan mengabaikan Allah sebagai Tuhan mereka.

Next Post

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Top Stories

ADVERTISEMENT

Login to your account below

Fill the forms bellow to register

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.